Search

IHSG Nyaris Menguat 2%, 7 Saham Big Cap Ini Diborong Investor

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik pada perdagangan hari ini, Selasa (3/3/2020) mulai keluar dari tekanan sentimen virus corona (COVID-19) yang sudah masuk ke Indonesia.

Data BEI mencatat, saat pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung masuk zona hijau dan menguat 1,31% di level 5.431,3 dan sempat menguat lebih 1,87%.

Sejumlah saham-saham berkapitalisasi besar langsung menjadi buruan dari para investor, karena sempat mengalami tekanan yang cukup dalam dari pekan lalu.


Saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) yang diburu investor pagi ini, antara lain:

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Saham ini bank pelat merah ini langsung naik 1,51%, nilai transaksi tercatat mencapai Rp 141,83 miliar. Secara year to date atau tahun berjalan saham BRI tercatat terkoreksi 8,41%.

2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)
Harga saham bank milik Grup Djarum ini naik 2,8%. Nilai transaksi mencapai Rp 88,31 miliar. Secara year to date tercatat mengalami koreksi 6,73%.

3. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
Lalu saham TOWR merupakan emiten lain milik Grup Djarum yang harga sahamnya 1,24% dengan nilai transaksi mencapai Rp 41,7 miliar. Saham TOWR tercatat masih cuan 0,62% secara year to date.

4. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Bank milik pemerintah ini sahamnya juga diburu investor yang membuat harga naik 0,74%. Nilai transaksi saham BNI mencapai Rp 38,5 miliar. Secara year to date saham BNI masih terkoreksi 13,38%.

5.PT Astra International Tbk (ASII)
Saham perusahaan yang terkenal sebagai produsen otomotif ini tercatat sempat naik 2,19%. Volume transaksi mencapai Rp37,69 miliar. Namun secara year to date saham Astra tercatat masih terkoreksi 16,61%.

6. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
Saham Bank Mandiri pagi ini sempat menguat 1,08% dengan nilai transaksi sebesar Rp 36,1 miliar. Sepanjang tahun berjalan, saham Bank Mandiri tercatat masih terkoreksi 8,47%.

7. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Terakhir adalah saham operator telekomunikasi terbesar Indonesia, Telkom yang naik 1,45% dengan nilai transaksi Rp 35,55 miliar. Saham Telkom dari awal tahun tercatat masih terkoreksi 8,9%.

Kemarin IHSG masih berada di zona pesakitan dengan ditutup melemah 1,68% ke level 5.361,25 dan merupakan level terendah sejak 23 Februari 2017. Asing pun masih mencatatkan aksi jual bersih hingga Rp 5 triliun sejak awal tahun di semua pasar.


Kinerja IHSG semakin tertekan setelah virus corona masuk ke Tanah Air. Hal tersebut telah disampaikan Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kemarin. Ada dua orang warga Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi corona. Mereka ini adalah seorang ibu (64 tahun) dan anak perempuannya (31 tahun).

Dengan dilaporkannya kasus pertama di Indonesia ini, IHSG harus kembali terkoreksi pada penutupan perdagangan kemarin. Namun berbagai pihak di Tanah Air tak tinggal diam melihat pasar saham tanah air yang kebakaran ini.

Merespons indeks bursa saham tanah air yang terus menerus tergerus, otoritas bursa memilih untuk memberhentikan transaksi short selling sejak kemarin untuk mengurangi volatilitas di pasar.

Tak sampai di situ saja, Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral kemarin kembali memberikan stimulus di pasar setelah dua pekan lalu menetapkan pemangkasan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps ke 4,75%.

Kemarin, Perry Warjiyo dan sejawat mengumumkan lima paket kebijakannya. Pertama BI akan meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan. Kedua menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk valas dari 8% menjadi 4% dari DPK. Ketiga, GWM untuk rupiah pun juga diturunkan 50 bps. Kebijakan ini akan efektif per 16 Maret nanti.


Keempat BI memperluas cakupan underlying investor asing dalam melakukan lindung nilai (hedging) termasuk jika ingin masuk ke pasar DNDF. Terakhir, BI memperbolehkan investor global untuk menggunakan jasa bank kustodi asing maupun domestik dalam berinvestasi di Indonesia. Dengan kelonggaran ini, diharapkan dapat memompa likuiditas di pasar.

Penguatan IHSG pada hari ini juga didukung oleh pergerakan mayoritas bursa saham dunia yang juga menguat. Pagi tadi tiga indeks utama Wall Street ditutup menguat signifikan. Indeks Dow Jones Industrial ditutup menguat 5,1%, S&P 500 naik 4,5% sementara Nasdaq Composite terapresiasi 4,6%.

Kenaikan tiga indeks utama Wall Street terjadi setelah pasar mendapat tekanan hebat pada pekan lalu. Selain itu, pasar meramal bahwa bank sentral AS The Fed akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 50 bps. Hal ini tercermin dari probabilitas The Fed akan memangkas suku bunga menjadi 1%-1,25% berada di angka 100% pada piranti FedWatch milik CME Group.

Ramalan ini menyusul pernyataan Jerome Powell pekan lalu yang mengatakan The Fed akan terus memantau perkembangan virus corona dan akan bertindak sewajarnya (appropriate). Kata appropriate seolah menyiratkan sinyal bahwa The Fed akan memangkas suku bunga seperti yang terjadi pada Juli tahun lalu saat perang dagang AS -China masih berkecamuk.

Pagi ini bursa saham Asia juga kebanyakan ditransaksikan di zona hijau. Indeks Nikkei225 (Jepang) naik 1,1%, Shang Hai Composite (China) terangkat 1,19%, Kospi (Korea Selatan) bertambah 1,22%, Hang Seng (Hong Kong) terapresiasi 0,62% dan Straits Times (Singapura) tumbuh 0,87%.


Tentu sentimen-sentimen ini menjadi salah satu faktor pendorong penguatan IHSG pada pagi ini. Pada pukul 09.05 WIB IHSG semakin menguat dan berada di level 5.455,77 atau menguat 1,77%.

Namun jangan terus terlena dulu wabah corona masih terus mengancam. Menurut laporan WHO, lonjakan kasus infeksi baru di luar China dikabarkan 9 kali lebih tinggi dibandingkan di China dalam 24 jam terakhir. Lonjakan kasus masih terjadi di tiga negara yaitu Korea Selatan (4.335 kasus), Italia (2.036 kasus) dan Iran (1.501). 

[Gambas:Video CNBC]

(hps/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3cqhVuk

March 03, 2020 at 09:43AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "IHSG Nyaris Menguat 2%, 7 Saham Big Cap Ini Diborong Investor"

Post a Comment

Powered by Blogger.