
Hingga pukul 9.32 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) drop 2,15% ke level 5.517,20. Sementara indeks LQ45 turun lebih dalam hingga 3,09% ke level 891,34, dan tak satupun dari 45 saham di daftar ini berada di zona hijau.
Saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) menjadi saham LQ45 yang mengalami koreksi paling dalam, sebesar 5,59%. Lalu saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) turun 4,62%, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) minus 4,19%, PT Barito Pacific Tbk Tbk (BRPT) turun 3,94% dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) turun 3,86%.
Ketakutan akan meluasnya virus corona membuat Wall Street kembali merana pagi tadi. CNBC Internasional melaporkan California sudah mendeklarasikan situasi darurat setelah melaporkan 53 orang terkonfirmasi terkena infeksi virus corona.
Jumlah orang yang terinfeksi patogen ganas ini di New York bertambah dua kali lipat dalam semalam menjadi 22 orang setelah otoritas kesehatan setempat mempercepat pengecekan pada pasien yang diduga terinfeksi virus.
Berdasarkan data John Hopkins University CSSE, total jumlah kasus infeksi virus corona di AS sampai dengan hari ini telah berjumlah 232 kasus. Virus corona yang awalnya berasal dari China kini telah menyebar luas ke berbagai negara dan telah menyebabkan lebih dari 90.000 orang terinfeksi.
Jumlah kasus baru yang dilaporkan di China sudah mulai melandai. Namun yang dikhawatirkan adalah kasus ini masih terus berkembang di luar China. Korea Selatan (6.088 kasus), Italia (3.858 kasus) dan Iran (3.513 kasus) menjadi negara baru episentrum penyebaran virus.
Ketakutan virus ini akan menjadi pandemi dan memukul perekonomian global membuat investor lebih memilih aset-aset minim risiko seperti surat utang pemerintah AS dan emas.
Pagi ini mayoritas bursa saham Asia juga bergerak di zona merah. Indeks Nikei225 (Jepang) turun 2,34%, Kospi (Korea Selatan) ambles 1,96%, Hang Seng (Hong Kong) minus 1,74%, Shang Hai Composite (China) anjlok 0,98% serta Straits Times (Singapura) melorot 0,97%.
Masalahnya adalah virus ini langsung menyerang ke sektor riil berbeda dengan krisis sebelumnya pada 2008 lalu yang menyerang sektor keuangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dampak corona terhadap perekonomian akan lebih rumit daripada krisis 2008.
"Lebih rumit yang ini (ketimbang krisis 2008-2009) karena ini menyangkut manusia, harus memberikan ketenangan dulu apa yang disebut dengan ancaman atau risiko terhadap mereka. Keselamatan, kesehatan, sampai pada kemungkinan terancam meninggal dunia. Itu yang jauh lebih langsung. Kalau dulu kan melalui lembaga keuangan, korporasi jatuh, PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) paling," papar Sri Mulyani kala ditemui di komplek Istana Kepresidenan, kemarin.
(hps/tas)
https://ift.tt/2vJqaRp
March 06, 2020 at 09:49AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Dihajar' Corona Lagi, 45 Saham Likuid di BEI Babak Belur"
Post a Comment