
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, menurut penggunaan barang selama Maret 2020, impor barang konsumsi mengalami peningkatan tertinggi baik dibandingkan Maret 2019 maupun Februari 2020.
Nilai impor barang konsumsi selama Maret 2020 tercatat US$ 1,27 miliar. Meningkat 43,80% (mtm) dan 10,66% (YoY). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh melonjaknya impor senjata dan amunisinya.
Dari data BPS, impor senjata dan amunisi serta bagiannya yang masuk dalam HS-93 tercatat sebesar US$ 187,1 juta di Maret 2020. Impor ini meningkat US$ 185 juta dibandingkan Maret 2019 yang tercatat hanya US$ 2,1 juta.
Nilai impor ini meroket tajam sekitar 8.809,52%.
"Ini memang impor rutin yang dilakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan negara kita. Kebetulan di 2020 di bulan maret," ujarnya, Rabu (15/4/2020).
Dibandingkan dengan Februari 2020, impor senjata juga mengalami peningkatan tajam hingga US$ 184,6 juta. Dimana impor senjata Maret 2020 tercatat 187,1 juta dan di Februari 2020 hanya US$ 2,5 juta.
Nilai impor ini juga meningkat sebesar 7.384%.
Sementara itu, peningkatan impor barang konsumsi lainnya juga terjadi karena impor buah-buahan seperti Pir dari China dan impor bawang putih yang sudah dikeluarkan aturannya oleh Kementerian Perdagangan.
"Impor bawang putih memang sudah disepakati meningkat 18,8 juta dari Australia," jelasnya.
(dru)
https://ift.tt/3abIIIr
April 15, 2020 at 12:49PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Impor Senjata Meroket Ribuan Persen di Maret 2020"
Post a Comment