
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) mengalami penurunan laba periode berjalan sebesar 5,14% secara year on year (YoY) untuk periode Desember 2019 dari Desember 2018.
Jumlah laba periode berjalan ini turun menjadi US$ 57,40 juta atau setara dengan Rp 778,46 miliar (asumsi kurs Rp 13.600/US$) dari tahun sebelumnya US$ 60,51 juta.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis, sepanjang tahun lalu perusahaan membukukan kenaikan pendapatan tipis sebesar 0,65% menjadi US$ 782,01 juta (Rp 10,63 triliun), dari posisi US$ 776,900 di akhir Desember 2018.
Namun sayangnya, terjadi penurunan pendapatan lainnya yang tadinya senilai US$ 7,61 juta menjadi US$ 3,26 juta yang cukup menggerus bottom line perusahaan. Kenaikan beban usaha dan beban lainnya juga berdampak pada kinerja laba bersih INCO tahun lalu.
CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter menyatakan harga realisasi rata-rata nikel pada tahun 2019 adalah US$ 10.855 per ton, 6% lebih tinggi ketimbang dengan harga rata-rata di 2018.
"Peningkatan harga nikel di semester kedua tahun 2019 jelas membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami dan memungkinkan kami untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan dan kas selama periode tersebut untuk mengkompensasi hasil yang lebih rendah di semester pertama tahun 2019," kata Nico dalam siaran persnya, dikutip Jumat (21/2/2020).
Pada 2019, Vale mencatat penjualan sebesar 72.044 ton nikel dalam matte, turun 5% dari penjualan tahun sebelumnya yang sebesar 75.631 ton nikel dalam matte. Penurunan ini terutama disebabkan oleh aktivitas-aktivitas pemeliharaan utama yang terkait dengan Larona Canal Lining dan Tanur Listrik #4 di semester I-2019.
(tas/tas)https://ift.tt/2vPToOj
February 21, 2020 at 04:21PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laba Vale Indonesia Turun 5% di 2019 Jadi Rp 778 M"
Post a Comment