Search

Awas! Industri Manufaktur RI 'Tersengat' Corona

Jakarta, CNBC Indonesia - China saat ini sedang menjadi pusat perhatian dunia karena setelah terlibat konflik dengan Amerika kini malah terserang wabah virus corona. Wabah ini kembali membuat rantai pasok global menjadi terganggu.

Awal tahun dunia dihebohkan dengan penemuan virus corona baru yang menyebabkan pneumonia misterius pada orang yang terinfeksi. Virus corona tersebut baru-baru ini dinamai oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai COVID 2019.

Sudah sebulan lebih berlalu, virus ini tak menunjukkan tanda-tanda dapat dikendalikan atau dijinakkan. Virus mematikan ini terus menelan korban baru tiap harinya. Sejak 20 Januari 2020, jumlah korban yang terserang virus ini bertambah secara signifikan dan menyebar ke berbagai negara di dunia.


Berdasarkan update terbaru data John Hopkins CSSE, pukul 08:15 pagi korban virus ini menjadi 1.489 orang. Sementara jumlah kasus infeksi mencapai 64.267.
Mengutip data yang sama, jumlah total pasien yang berhasil sembuh sebanyak 6.974 orang. Total negara yang mengonfirmasi pasien corona masih tetap, yakni 26 negara.

Sementara itu, Jepang mengumumkan kasus kematian pertama seorang penderita COVID-19 akibat virus corona Wuhan, Kamis (13/2/2020) malam.

Virus yang terus menyebar luas membuat puluhan kota di China terutama di Provinsi Hubei dikarantina. Libur tahun baru imlek yang seharusnya diwarnai dengan keceriaan berubah menjadi mencekam.

Libur imlek pun diperpanjang di berbagai kota di China. Akibatnya aktivitas ekonomi dan manufaktur pun jadi terkena dampaknya. China yang menyandang status sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia saat ini terkena musibah.

Dampaknya bisa dirasakan oleh perekonomian global karena satu negara dengan negara lain sudah saling terhubung.

Menurut kajian yang dilakukan oleh bank investasi global Morgan Stanley, Jika produksi kembali pulih secara bertahap maka pada kuartal pertama 2020, pertumbuhan ekonomi global dapat terpangkas 35-50 bps.

Namun jika wabah virus ini mencapai puncaknya pada April sehingga mengganggu produksi dan rantai pasok global, maka ekonomi global dapat terpangkas 50-75 bps pada kuartal pertama dan 35-50 bps pada semester satu 2020.

[Gambas:Video CNBC]


Bagaimana pun juga China punya peran besar dalam perekonomian global. Menurut studi yang dilakukan oleh DBS, China merupakan eksportir terbesar produk tekstil dan alas kaki di dunia. China menyumbang 30% - 40% total ekspor tekstil dan alas kaki global.

Selain itu China juga menyumbang 20% dari total ekspor mesin dan peralatan listrik dunia. China juga memegang peranan penting dalam rantai pasok barang elektronik global. Hampir setengah dari 800 unit produksi Apple secara global berlokasi di China selain itu 30 perusahaan China merupakan 200 pemasok terbesar bagi Apple.

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3bxzurX

February 14, 2020 at 05:43PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Awas! Industri Manufaktur RI 'Tersengat' Corona"

Post a Comment

Powered by Blogger.