Search

Ubah Konstitusi Rusia, Putin Tunjuk PM Baru dan Batasi Presiden

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia mengalami pergolakan politik yang, Rabu (15/1/2020). Itu terjadi setelah Presiden Vladimir Putin, dalam pidato tahunannya kepada anggota parlemen dan anggota elit, mengumumkan niatnya mereformasi konstitusi.

Hal itu membuat Dmitry Medvedev beberapa jam kemudian mundur. Setelah itu, Putin pun menominasikan nama perdana menteri baru, Mikhail Mishustin, yang menjabat sebagai kepala Layanan Pajak Federal Rusia.


Selain menominasikan Mishustin, Putin juga mengeluarkan komentar terkait perubahan konstitusi. Langkah ini akan mengurangi kekuasaan kepresidenan dan memperkuat kekuasaan perdana menteri.

Di mana, jabatan presiden akan dibatasi selama dua periode. Sehingga seseorang tidak bisa mencalonkan diri lagi sebagai presiden setelah menikmati dua periode masa jabatan.

Pengumuman Putin ini pun memicu spekulasi bahwa ia berencana untuk mengamankan posisinya di pemerintahan setelah masa jabatannya saat ini berakhir pada 2024.

Hal itu setidaknya disampaikan analis Andrius Tursa. "Putin mengusulkan referendum pada paket perubahan konstitusi, yang akan membentuk kembali keseimbangan kekuasaan dalam sistem politik negara itu," katanya dikutip dari CNBC International.

"Kunci menyarankan amandemen akan mengekang pengaruh presiden yang luas dengan memperluas peran Duma (parlemen Rusia) dan gubernur regional, sementara mandat Dewan Negara yang sebagian besar simbolis akan ditentukan (dan berpotensi diperkuat) dalam konstitusi."

Semua ini, kata dia, menunjukkan bahwa Putin berniat untuk tetap berkuasa setelah masa jabatan keduanya berakhir pada tahun 2024,.

"Namun amandemen konstitusi yang diusulkan, tidak banyak berbicara tentang posisi apa yang akan ia perankan pasca-2024, karena ia bisa menjadi kepala pemerintahan, juru bicara parlemen atau tetap menjadi ketua Dewan Keamanan yang telah diperkuat (kendalinya)," jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Gina Sanchez, Kepala eksekutif Chantico Global.

"Perubahan yang direncanakan pada konstitusi menambah keyakinan kami bahwa Putin bermaksud mengundurkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Tetapi dengan memotong sayap penggantinya, Putin memberikan ruang bagi dirinya untuk mempertahankan pengaruh bagi dirinya sendiri setelah ia meninggalkan kantor (kepresidenan)."

"Saya akan mengatakan bahwa dia (Putin) berusaha memastikan bahwa tidak ada orang yang lebih kuat dari dirinya," kata Sanchez.

Meski Medvedev dan semua kabinetnya resmi mengundurkan diri kemarin, lelaki tersebut masih menjadi tangan kanan Putin. Putin kemudian menunjuk Medvedev sebagai wakilnya di Dewan Keamanan negara bagian.

Ekonom

Sementara itu, penunjukan Mishutin menggantikan Medvedev mengundang komentar dari sejumlah pihak. "Mishustin adalah pria yang menarik," kata Ariel Cohen, senior non-resident di Atlantic Council, kepada CNBC International, Kamis.

"Ini adalah pertama kalinya Rusia tidak hanya memiliki seorang ekonom tetapi juga seorang pria berbasis data besar yang bertanggung jawab," katanya lagi.

"Dia menjalankan otoritas pajak Rusia dan menjadikannya sangat, sangat efisien - salah satu yang terbaik di dunia ... Dia memiliki reputasi sebagai manajer modern yang efektif tetapi tidak (reputasi) sebagai penerus yang mungkin bagi Putin."

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2FV9LL9

January 17, 2020 at 03:31PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ubah Konstitusi Rusia, Putin Tunjuk PM Baru dan Batasi Presiden"

Post a Comment

Powered by Blogger.