Search

Walau 'Disentil' Jokowi, Rupiah Jadi Jawara di Asia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah tipis di perdagangan spot hari ini. Jumat (17/1/2020) ini, US$ 1 dibanderol Rp 13.640 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan Kamis kemarin.

Gerak mata uang Garuda kini sudah mendapat perhatian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Nilai tukar rupiah kita menguat. Kalau menguatnya terlalu cepat kita harus hati-hati," kata Jokowi saat menjadi pembicara dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Ritz Carlton, SCBD, Kamis (16/1/2020).


"Ada yang tidak senang dan ada yang senang. Eksportir pasti tidak senang, karena menguat, menguat, dan menguat," kata Jokowi menambahkan.

Jika dilihat sejak awal 2020, hingga mencapai level terkuat hari ini, rupiah sudah menguat 1,91%. Bahkan jika dilihat lebih ke belakang lagi, sebelum minggu ini rupiah mencatat penguatan 6 pekan beruntun. Total selama periode tersebut hingga minggu ini, Mata Uang Garuda sudah menguat 3,44%.

Jika nilai tukar rupiah terus menguat, tidak hanya eksportir yang tidak senang seperti kata Jokowi, tetapi juga dapat membuat impor melonjak.

Dampaknya bisa berujung pada defisit neraca dagang yang membengkak, dan tentunya memperlebar lagi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).


Meski sudah "disemprit" Jokowi, nyatanya rupiah "bandel".

Selepas tengah hari rupiah kembali menguat hingga akhir perdagangan, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik dibandingkan mata uang utama Asia lainnnya. Rupiah kemarin membukukan penguatan 0,26% ke level Rp 13.625/US$.

Di saat rupiah menguat lumayan besar pada perdagangan kemarin, mayoritas mata uang utama Asia justru melemah.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/366QWj6

January 17, 2020 at 03:32PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Walau 'Disentil' Jokowi, Rupiah Jadi Jawara di Asia"

Post a Comment

Powered by Blogger.