Search

Yen 'Si Kebal Corona' dan Taklukan Dolar AS, Ada Peluang Cuan?

Jakarta, CNBC Indonesia - Aset-aset aman (safe haven) sedang berjaya di kuartal I-2020 akibat pandemi virus corona (COVID-19) yang memicu gejolak di pasar keuangan global. Virus corona menyerang hampir seluruh negara di dunia ini. Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga hari ini 184 negara/wilayah sudah terpapar COVID-19, menjangkiti lebih dari 1,5 juta orang, dengan 88.444 orang meninggal dunia dan 329.492 sembuh.

Akibat pandemi tersebut, banyak negara menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) sehingga aktivitas ekonomi merosot, pelambatan ekonomi yang tajam sudah pasti terjadi, bahkan resesi. Yang masih belum diketahui seberapa dalam resesi yang akan terjadi, yang pasti semakin lama pandemi ini berlangsung, resesi semakin dalam.

Dampaknya, para investor melakukan aksi jual di aset-aset berisiko, dan masuk ke aset safe haven. Aliran investasi terlihat paling besar ke obligasi (Treasury) Amerika Serikat (AS) yang yield-nya menurun drastis, dan emas dimana harganya menguat sepanjang kuartal I-2020.


Selain itu, ada tiga mata uang yang dianggap safe haven, yakni dolar AS, yen Jepang, dan franc Swiss. Di saat mata uang lainnya berguguran akibat pandemi virus corona, ketiga mata uang ini justru kebal.

Sepanjang kuartal I-2020 trio mata uang kebal corona tersebut mencatat penguatan, dolar AS tidak usah dipertanyakan lagi kekuatannya, semua mata uang baik emerging market maupun negara maju dibuat rontok.

Tetapi, dolar AS masih kalah dibandingkan yen dan franc. Pada periode Januari-Maret lalu, dolar AS melemah nyaris 1% melawan yen dan 0,72% di hadapan franc.

Yen menjadi mata uang yang paling berjaya, meski Jepang juga tidak lepas dari virus corona. Hingga hari ini di Jepang sudah ada 4667 kasus positif COVID-19, dengan 94 orang tutup usia, dan 632 sembuh.

Rabu kemarin, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan status darurat di Tokyo dan enam prefektur lainnya dan berlaku selama 1 bulan ke depan. Selama itu, warga Jepang diminta untuk tetap tinggal dirumah, kecuali keadaan mendesak.

Abe juga mengumumkan stimulus fiskal senilai nyaris US$1 triliun guna memerangi virus corona.

Mata uang yen Jepang dianggap sebagai salah satu aset safe haven karena status Jepang memiliki surplus current account yang besar sehingga memberikan jaminan stabilitas bagi mata uangnya.

Selain itu Negeri Matahari Terbit merupakan negara kreditur terbesar di dunia. Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang yang dikutip CNBC International, jumlah aset asing yang dimiliki pemerintah, swasta, dan individual Jepang mencapai US$ 3,1 triliun di tahun 2018. Status tersebut mampu dipertahankan dalam 28 tahun berturut-turut.

Jumlah kepemilikan aset asing oleh Jepang bahkan 1,3 kali lebih banyak dari Jerman yang menduduki peringkat kedua negara kreditur terbesar di dunia.

[Gambas:Video CNBC]


Saat terjadi gejolak di pasar finansial seperti saat ini, para investor asal Jepang akan merepatriasi dananya di luar negeri, sehingga arus modal kembali masuk ke Negeri Matahari Terbit tersebut, dan yen menjadi menguat.

Melawan rupiah, penguatan yen di kuartal I-2020 juga lebih besar dibandingkan dolar AS. Pada periode tersebut, yen mencatat penguatan 18,88%, melawan rupiah, sementara penguatan dolar AS sebesar 17,44%.

Tidak hanya itu, yen bahkan mencetak rekor termahal sepanjang sejarah melawan rupiah berkali-kali di bulan Maret. Dan rekor termahal terbaru Rp 154,32/JPY berhasil dicapai pada 2 April lalu.

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2yNa4Yn

April 09, 2020 at 12:09PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Yen 'Si Kebal Corona' dan Taklukan Dolar AS, Ada Peluang Cuan?"

Post a Comment

Powered by Blogger.