Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Selasa ini (14/4/2020) mayoritas menguat di tengah harapan bahwa pandemi virus corona mungkin sudah berada di puncaknya.
Saat ini, hampir 2 juta kasus yang dikonfirmasi secara global di lebih dari 180 negara terdampak, dengan 119.666 korban jiwa, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Data perdagangan mencatat, pasar saham China daratan menguat di awal perdagangan, dengan indeks Shanghai Composite naik 0,3%, sedangkan Shenzhen menguat 0,60%. Sementara pasar saham di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 0,21%.
Pasar saham Jepang menguat, dengan indeks Nikkei 225 naik 1,52% sementara indeks Topix menguat 0,83%. Saham unggulan Softbank Group naik 3%.
Di kawasan Asia lainnya, indeks Korea Selatan yakni Kospi juga naik 1,51%. Pasar saham Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 terapresiasi 0,68%.
Sementara itu, perkembangan wabah virus corona sempat menjadi perhatian investor. Komisi Kesehatan China melaporkan kenaikan kasus harian di level tertinggi dalam enam minggu terakhir. Di mana Senin (13/4/2020), China mencatat ada 108 kasus baru. Sedangkan pada Sabtu (11/4/2020) sebelumnya, tercatat 99 kasus terjangkit baru. Dari 99 kasus tersebut, 97 diantaranya merupakan kasus impor.
Padahal belum lama ini Pemerintah China mencabut penguncian (lockdown) dan larangan perjalanan yang diterapkan di kota Wuhan, tempat awal munculnya wabah virus corona (COVID-19) pada Rabu (8/4/2020) setelah diterapkan selama 76 hari sejak Januari silam.
Otoritas setempat mengatakan, kasus baru melibatkan pendatang dari luar negeri. Setengah kasus terkait warga China yang baru saja kembali dari Rusia. Mereka menyeberang melalui perbatasan provinsi Heilongjiang, tepatnya kota Suifenhe dan Harbin.
Akibatnya kota-kota kecil di perbatasan China-Rusia memperketat pengawasan, bahkan memberlakukan karantina. Mereka juga menerapkan isolasi hingga 28 hari. Tes asam nukleat dan antibodi juga dilakukan. Sejumlah orang terkonfirmasi COVID-19 bahkan tanpa gejala.
Sementara itu, China juga melakukan penguncian total pada sebuah kabupaten di Provinsi Henan. Daerah itu bernama Jia, dengan total penduduk 600 ribu orang.
Dari bursa Tanah Air, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini pukul 09:50 WIB juga menguat 0,5% pada 4.645,46, dengan nilai transaksi tercatat Rp 1,24 triliun.
Fokus pasar saat ini akan tertuju pada rilis data perdagangan China bulan Maret, yang diperkirakan untuk menunjukkan penurunan ekspor sebesar 14%, ketika wabah virus corona membatasi aktivitas di seluruh dunia. Melumpuhkan permintaan dan pertumbuhan ekonomi.
Memang, beberapa analis mengatakan optimisme atas tanda-tanda wabah mungkin memuncak di kota-kota yang terpukul dengan cepat diimbangi oleh kekhawatiran bahwa mungkin perlu waktu sebelum bisnis kembali pulih.
"Tanda-tanda puncak wabah atau setidaknya melambat di beberapa daerah telah mulai mengubah pembicaraan ketika pembatasan aktivitas dapat dikurangi," analis di JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan. Melansir dari Reuters.
Banyak analis sudah memperkirakan ekonomi China, terbesar kedua di dunia, telah mengalami kontraksi tajam pada kuartal Maret untuk pertama kalinya sejak setidaknya 1992. China melaporkan data produk domestik bruto kuartal pertamanya pada 17 April.
Laporan yang lemah kemungkinan membuat pemerintah China meningkatkan stimulus moneter dan fiskal dalam upaya untuk merefleksikan ekonominya.
"Jika kita melihat tanda-tanda yang lebih besar bahwa China dengan penuh semangat mendukung kegiatan ekonomi domestik, maka siklus industri global akan pulih dengan sangat cepat pada paruh kedua tahun 2020," tulis BCA Research yang berbasis di Montreal dalam sebuah catatan pada hari Senin.
"Ini akan positif untuk komoditas, terutama logam industri, tetapi itu akan merugikan dolar AS dan mendorong hasil lebih tinggi," tambahnya.
"Itu juga akan menahan kinerja saham AS yang didorong oleh stimulus, karena eksposur mereka yang rendah terhadap industri, material, dan keuangan."
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)https://ift.tt/2Xw1V4G
April 14, 2020 at 10:14AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Simak Neraca Dagang dan Corona di China, Bursa Asia Hijau"
Post a Comment