
Pada Kamis (23/4/2020), US$ 1 setara dengan Rp 15.498 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,64% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan stagnasi meski nyaris seharian berada di zona merah. Sehari sebelumnya, rupiah melemah 0,16%.
Bisa jadi investor mulai mencairkan keuntungan yang didapat dari rupiah. Bagaimana tidak, sepanjang April rupiah sudah menguat 5,52%. Dalam sebulan terakhir, apresiasi rupiah lebih sangar lagi yaitu hampir 7%.
Oleh karena itu, akan datang saatnya 'karma' akan mendatangi rupiah. Penguatan yang sudah sangat tajam membuat rupiah rentan terserang koreksi teknikal karena investor tentu akan tergoda mencairkan cuan.
Sayang sekali, sentimen ini membuat rupiah gagal bersanding dengan mata uang utama Asia lainnya di jalur hijau. Bahkan rupiah jadi yang terlemah di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 09:06 WIB:
Ya, saat ini mood pasar terhadap aset-aset berisiko sebenarnya sedang naik. Bukti awalnya sudah terlihat di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 1,99%, S&P 500 naik 2,29%, dan Nasdaq Composite melesat 2,81%.
Pasar bersuka-cita karena Senat AS meloloskan paket stimulus tambahan yang diusulkan pemerintahan Presiden Donald Trump. Paket bernilai US$ 500 miliar ini berfokus untuk membantu usaha kecil-menengah dalam menghadapi dampak pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19). Rinciannya adalah US$ 321 miliar untuk kredit lunak kepada usaha kecil-menengah, US$ 60 miliar untuk pinjaman darurat juga untuk usaha-kecil menengah, US$ 75 miliar untuk bantuan kepada rumah sakit, dan US$ 25 miliar untuk menambah uji virus corona di masyarakat.
"Kami ingin mengembalikan semua orang, semua harus kembali berpartisipasi dalam roda perekonomian," kata Mitch McConnell, Pimpinan Senat, seperti diberitakan Reuters.
Selain itu, investor juga lega karena 'drama' harga minyak sudah mulai reda. Pada pukul 08:35 WIB, harga minyak jenis brent naik 2,26% sementara light sweet bertambah 2,98%. Dalam dua hari sebelumnya, harga minyak anjlok gila-gilaan.
"Pasar komoditas sedikit banyak mulai pulih. Namun kewaspadaan belum boleh dikendurkan, karena kemungkinan koreksi masih tinggi," kata Daniel Morris, Senior Investment Strategist di BNP Paribas Asset Management, seperti dikutip dari Reuters.
Dua kabar ini membuat investor bergairah menyambut hari. Namun rupiah harus rela menyaksikan dari jauh karena terpapar aksi ambil untung (profit taking).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
https://ift.tt/2XXjgnj
April 23, 2020 at 09:11AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kena 'Karma', Rupiah Jadi yang Terlemah di Asia!"
Post a Comment