Search

Bos BI Buka-bukaan Bantuan The Fed AS Hingga Cadev Jeblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan ekonomi terkini dalam video conference nya. Rupiah diklaim makin stabil dan menguat. Pada Selasa (7/4/2020) rupiah menguat ke Rp 16.125/US$.

"Nilai tukar rupiah menguat 1,65% dari closing kemarin. Alhamdulillah dengan langkah stabilisasi dan komitmen serta komunikasi intensif kami, Kemenkeu, dan OJK serta komunikasi ke investor global," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Channel Youtube BI.

Perry juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pelaku pasar, perbankan, hingga eksportir yang menstabilkan rupiah. Sehingga, lanjutnya, permintaan dan penawaran berlangsung baik sesuai dengan mekanisme pasar.


"Rupiah stabil dan cenderung menguat. BI akan selalu ada di pasar dengan intervensi untuk stabilisasi rupiah. Kami akan terus ajak pelaku pasar stabilkan rupiah dengan langkah bersama. Rupiah akan terus stabil dan menguat dan akhir tahun bisa ke Rp 15.000/US$," terangnya.

Di sisi lain, BI juga mengumumkan cadangan devisa nasional pada akhir Maret sebesar US$ 121 miliar. Realisasi ini turun US$ 9,4 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

"Penurunan ini US$ 2 miliar untuk utang pemerintah jatuh tempo, dan US$ 7 miliar untuk stabilisasi rupiah, khususnya pada minggu kedua dan ketiga di mana terjadi kepanikan global yang mendorong investor melepas saham, obligasi. Di situ peran BI berada di pasar," ungkap Perry.

Perry menegaskan, cadangan devisa Indonesia masih lebih dari cukup. Baik untuk pembayaran utang pemerintah, impor, sampai intervensi untuk stabilisasi nilai tukar.

Selain itu, Perry mengatakan dalam beberapa hari terakhir cadangan devisa kembali bertambah seiring meredanya volatilitas pasar. Intervensi BI tidak perlu lagi terlalu besar.

Meski cadangan devisa masih cukup, Perry menyatakan BI masih memiliki pertahanan lapis dua (second line of defense) berupa kerja sama dengan berbagai bank sentral. Misalnya bilateral swap dengan bank sentral China sebesar US$ 30 miliar, Jepang kurang lebih US$ 22,75 miliar, Singapura US$ 7 miliar, dan Korea Selatan US$ 10 miliar.

"Ini second line of defense kalau diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah kita," kata Perry.

BI juga menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan bank sentral AS The Fed. Bank Sentral AS menyiapkan stok dolar hingga US$ 60 miliar.

"Ini bentuknya repo line. Kerja sama dengan bank sentral termasuk BI dengan The Fed. Repo line ini adalah suatu kerja sama untuk kalau BI membutuhkan likuiditas dolar bisa digunakan," kata Perry di Channel Youtube BI, Selasa (7/4/2020).

Perry mengklaim keberhasilan kerja sama ini memberikan keyakinan kepada investor asing. Walaupun saat ini cadangan devisa yang dikelola BI masih cukup tinggi di US$ 120 miliar.

"Kerja sama The Fed ini hanya dengan sejumlah negara di emerging markets, termasuk RI. Ini bagian dari confidence dari AS kepada Indonesia karena punya prospek bagus baik dari kebijakan dari fiskal dan moneter," tuturnya.

Perry mengatakan juga, bersama The Fed juga dibahas mengenai swap line. Namun penyediaan swap line sudah dalam jumlah besar kepada negara lain.

[Gambas:Video CNBC]

(dru)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/34hE8qK

April 08, 2020 at 09:27AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bos BI Buka-bukaan Bantuan The Fed AS Hingga Cadev Jeblok"

Post a Comment

Powered by Blogger.