
Dikutip detikhealth, setidaknya ada lima negara yang melaporkan kasus meninggal lebih banyak daripada kasus sembuh. Berdasarkan data Worldometers pada Kamis (16/4/2020) malam hari, berikut datanya:
Belanda
Belanda melaporkan total kematian sebanyak 3.315 kasus dari 29.214 kasus yang terkonfirmasi positif Corona. Sementara yang sembuh sebanyak 250 kasus.
Mengutip BBC, sebelumnya Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, sempat mendukung penuh penerapan 'herd immunity' yang menjadi perdebatan para ahli. Hal ini ia kaitkan dengan nasihat dari peneliti Inggris yang mengungkap rencana penerapan herd immunity secara luas di masyarakat sebelum akhirnya dibantah oleh para ahli lain, karena disebut bisa menewaskan 250 ribu jiwa.
"Kita bisa memperlambat penyebaran virus ini dan pada saat bersamaan membangun kekebalan populasi dengan terkendali," jelasnya saat mendukung herd immunity dalam sebuah pernyataan, 16 Maret lalu.
Meski begitu, Belanda dengan cepat memodifikasi penerapan tersebut beralih ke kebijakan 'lockdown cerdas' hingga 28 April mendatang, di mana Belanda membatasi aktivitas sekolah, universitas, tetapi beberapa toko masih diperbolehkan beroperasi seperti toko penjual bunga, material, dan toko penjual bahan pangan.
Portugal
Portugal melaporkan kasus meninggal sebanyak 629 kasus dari 18.841 kasus yang terkonfirmasi positif Corona. Sementara itu kasus sembuh lebih sedikit yaitu sebanyak 493 kasus.
Mengutip Bloomberg, Presiden Portugal, Marcelo Rebelo de Sousa, pada hari Kamis lalu mengirim proposal resmi untuk memperpanjang keadaan darurat selama 15 hari hingga 2 Mei dalam menghadapi wabah Corona. Meski begitu Portugal diketahui belum sepenuhnya menghentikan kegiatan industri dan transportasi yang masih diizinkan untuk terus beroperasi.
"Kami harus sangat fokus pada pertarungan yang belum sepenuhnya kami menangi," ujar Rebelo de Sousa.
Swedia
Kasus kematian akibat Corona di Swedia mencapai 1.333 kasus. Jika dibandingkan dengan kasus sembuh, rentangnya cukup jauh karena kasus sembuh di Swedia hanya memiliki 381 kasus dari 12.540 orang yang terinfeksi Corona.
Mengutip CNN, seorang profesor epidemiologi di Universitas Gothenburg, Bo Lundback, mengatakan, "Pihak berwenang dan pemerintah disebut tidak percaya kalau pandemi Corona akan menyerang Swedia." Berbeda dengan tetangganya, Nordik dan sebagian besar Eropa, Swedia belum memberlakukan lockdown secara ketat.
Sebaliknya, ia menyerukan warga untuk bertanggung jawab mengikuti pedoman 'social distancing' bersama dengan langkah-langkah yang lebih kuat seperti melarang pertemuan lebih dari 50 orang.
Lundback dan 21 peneliti lainnya mendesak pemerintah setempat untuk mempertimbangkan kebijakan langkah cepat dalam penanganan Corona di negaranya. "Swedia buruk atau bahkan tidak siap sama sekali," kata Lundback kepada AFP.
Norwegia
Perdana Menteri Norwegia mengklaim bahwa negaranya sudah mampu mengendalikan pandemi Corona. Meski begitu, faktanya saat ini Norwegia melaporkan kasus meninggal lebih banyak dibandingkan kasus sembuh yaitu sebanyak 150 kasus meninggal dari 6.798 kasus positif Corona dan 32 kasus sembuh.
"Kami sekarang sudah bisa mengendalikan virus Corona sehingga kami dapat membuka komunitas sedikit demi sedikit. Kami akan melakukannya bersama, dikendalikan, dan seiring waktu," begitu jelas Solberg dalam suatu konferensi pers, dikutip dari Forbes.
Panama
Panama melaporkan jumlah kasus meninggal Corona lebih banyak dibandingkan dengan kasus sembuh di negaranya. Meski begitu kasus kematian di Panama terbilang sedikit dibanding angka kematian di negara lain yaitu sebanyak 103 kasus meninggal, 75 sembuh, dari 3.751 kasus positif Corona.
Mengutip CNN, sebelumnya pejabat Panama sudah memerintahkan warganya untuk berdiam diri di rumah dan menerapkan social distancing. Bahkan kini kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah setempat adalah membatasi jumlah warga yang keluar.
(gus)
https://ift.tt/2z8zkZg
April 17, 2020 at 11:32AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "5 Negara dengan Angka Kematian Lebih Besar dari yang Sembuh"
Post a Comment