Berdasarkan data Refinitiv, yen melemah 0,77% ke level 109,51/US$ kemarin. Pelemahan tersebut menjadi yang terburuk sejak 13 Agustus 2019, saat itu yen jeblok 1,37%. Sementara pada hari ini, Rabu (5/2/2020) pukul 9:38 WIB, yen menguatc tipis 0,04% di level 109,47/US$.
P
Pelemahan yen sudah dimulai sejak awal pekan ini, meski penyebaran virus corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda. CNBC International melaporkan di China korban meninggal sudah mencapai 490 orang dengan korban yang terjangkit lebih dari 24.000 orang.
Terus bertambahnya korban virus corona membuat pelaku pasar cemas yang sempat membuat bursa saham berguguran. Namun, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) mengambil langkah cepat guna menenangkan pelaku pasar.
CNBC International melaporkan, Senin lalu PBoC menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55% guna meredam gejolak finansial yang terjadi akibat virus corona. Selain itu dalam dua hari terakhir PBoC menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Kebijakan PBoC tersebut membuat bursa saham bangkit, akibatnya daya tarik yen sebagai aset aman menjadi menurun, nilainya pun jeblok.
Di sisi lain, dolar AS sedang perkasa setelah Institute for Supply Management (ISM) Senin kemarin melaporkan aktivitas manufaktur di Negeri Paman Sam berekspansi untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir Januari lalu.
ISM melaporkan purchasing managers' index (ISM) bulan Januari naik menjadi 50,9 dari bulan sebelumnya 47,2. PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di atas 50 berarti ekspansi, sementara di bawah berarti kontraksi.
Rilis data tersebut terbilang mengejutkan mengingat polling Reuters memprediksi kenaikan hanya ke 48,5 atau masih berkontraksi. Ekspansi sektor manufaktur tentunya menjadi kabar bagus bagi ekonomi AS memasuki tahun 2020, yang tentunya mengecilkan peluang suku bunga di AS kembali dipangkas di tahun ini.
Perkasanya dolar AS serta kebijakan PBoC membuat yen akhirnya melemah tajam pada perdagangan Selasa kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
https://ift.tt/31sMjiv
February 05, 2020 at 05:37PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Yen Catat Kinerja Terburuk Sejak Agustus 2019, Kenapa?"
Post a Comment