Search

Virus Corona Merebak, Harga Emas Dunia kok Malah Koreksi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencapai rekor penutupan tertinggi sejak April 2013 pada Jumat pekan lalu, harga emas dunia mulai melemah pada perdagangan Senin kemarin (3/2/2020) di tengah masih merebaknya virus corona ke sejumlah negara.

Pada pukul 15:10 WIB, Senin kemarin, harga emas melemah 0,88% ke level US$ 1.575,71/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penyebaran virus corona yang kian meluas, serta data ekonomi AS yang buruk membuat emas melesat 1% ke level US$ 1.589,81/troy ons pada perdagangan Jumat lalu, dan merupakan level penutupan tertinggi sejak 2 April 2013.

Hingga saat ini, penyebaran virus corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda, tetapi emas justru berbalik melemah.

CNBC International
melaporkan hingga Minggu kemarin, jumlah korban meninggal akibat virus corona mencapai 361 orang meninggal, dan menjangkiti lebih dari 17.000 orang.


Guna mencegah terjadinya gejolak finansial akibat virus corona, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyuntikkan likuiditas melalui program reverse repo. CNBC International melaporkan, PBoC menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55% dan menyuntikkan likuiditas mencapai 1,2 triliun yuan (US$ 174 miliar) di pasar. 

Aksi dari PBoC tersebut disambut baik oleh pelaku pasar, yang membuat minat terhadap aset berisiko membaik, dan menekan harga emas.

PAGI-Virus Corona Merebak, Harga Emas Dunia kok MalahKoreksi?Foto: Rumah Sakit Huoshenshan (Chinatopix via AP)

"Fakta PBoC mengantisipasi dampak virus corona telah membuat emas melemah. Ketakutan di pasar Asia berkurang dan mereka tidak membeli emas ... tapi ada efek penekan besar dalam jangka panjang yang harus dipertimbangkan, mengingat 50% dari China masih tanpa aktivitas di pekan ini, dan akan ada penurunan dari sisi produksi dan konsumsi" kata Stephen Innes, kepala ahli strategi pasar di AxiCorp.

Stimulus dari PBoC yang menenangkan pasar, kemudian melihat posisi emas yang mencapai level tertinggi sejak April 2013 tentunya membuat pelaku pasar mengambil aksi profit taking yang membuat logam mulia melemah.


Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif. Sementara histogramnya juga kembali memasuki wilayah positif, dan sangat dengan dengan level 0, yang menjadi pemisah antara sentimen bullish dan bearish. Indikator ini menunjukkan emas masih dalam fase konsolidasi.

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 125, serta di bawah MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh jual (oversold).

Emas masih bergerak di bawah US$ 1.580/troy ons yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat dan di atas US$ 1.574/troy ons yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat.

Melihat indikator Stochastic yang oversold, emas berpeluang memangkas pelemahan selama bertahan di atas support.


Jika mampu menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpeluang memangkas pelemahan ke US$ 1.588/troy ons. Penembusan di atas level tersebut akan membuka peluang menguat ke US$ 1.585/troy ons.

Sementara jika menembus support, emas berisiko turun makin dalam ke US$ 1.569/troy ons.

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2u51IJH

February 04, 2020 at 02:16PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Virus Corona Merebak, Harga Emas Dunia kok Malah Koreksi?"

Post a Comment

Powered by Blogger.