Search

Sinyal Koreksi Muncul, Waspada Pasar Saham Domestik Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (21/2/2020) ditutup anjlok 60 poin atau -1,01% ke level 5.882.

Memasuki perdagangan Senin (24/2/2020) hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak melemah. Rentang pergerakannya berpotensi pada level 5.825 hingga 5.900.


Secara teknikal, IHSG kembali dibayangi pelemahan seiring terbentuknya pola bintang malam (evening star) yang terlihat pada grafik candlestick. Pola tersebut merupakan pertanda pembalikan arah menuju penurunan.


Selain itu, IHSG kembali bergerak di bawah rata-rata harganya dalam 5 hari (Moving Average/MA-5), yang berarti secara jangka pendek IHSG memiliki kecenderungan tertekan.
Sumber: Refinitiv (Diolah)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) pada penutupan Jumat (21/2) ditutup terkoreksi karena kekhawatiran pasar akan dampak nyata dari virus corona (covid-19) yang membuat ekonomi global diperkirakan akan melambat.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok lebih dari 200 poin atau -0,78% ke level 28.992, sementara indeks S&P 500 amblas lebih dari 30 poin atau -1,05% pada level 3.337, dan Nasdaq kehilangan 174 poin atau -1,79% ke 9.576.


Investasi terlihat lebih mengalir ke pasar obligasi AS dan mendorong imbal hasil (yield) obligasi bertenor 30 tahun mengalami penurunan ke level terendah sepanjang masa dengan menembus angka bunga di bawah 1,9%.

Berdasarkan data dari ArcGis dari Johns Hopkins CSSE hingga pukul 05:22 WIB Senin ini (24/2), Covid-19 sudah menewaskan 2.467 orang dan menjangkiti setidaknya 78.914 orang di berbagai negara. Dari angka tersebut, sebanyak 13 korban meninggal di luar China yang merupakan pusat wabah Covid-19.

Data aktivitas di sektor jasa AS yang dirilis IHS Markit mencapai level terendah lebih dari enam tahun di level 49,4, turun dari angka 53,4. Angka di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor jasa AS sedang mengalami kontraksi.

Kekhawatiran akan penyebaran virus corona di luar China juga meningkat seiring dengan jumlah infeksi di Korea Selatan, Italia, dan Iran yang semakin bertambah.

Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengumumkan status siaga tinggi setelah jumlah orang yang terinfeksi melonjak lebih dari 600 dengan enam kematian. Pejabat kesehatan Korsel melaporkan terjadi 169 infeksi baru, sehingga infeksi total menjadi 602 orang.

Di Italia, orang ketiga yang terinfeksi virus mirip flu telah meninggal, sementara jumlah kasus melonjak infeksi corona menjadi di atas 150 orang dari dari hanya 3 orang sebelum Jumat (21/2).

Selain itu, Iran, mengumumkan dua kasus pertamanya pada hari Rabu pekan lalu (19/2). Pihak Iran kini menyatakan telah mengkonfirmasi 43 kasus dan delapan kematian dengan pusat infeksi berada di kota suci Qom.

Akibatnya, sejumlah negara seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, Turki dan Afghanistan telah memberlakukan pembatasan perjalanan ke Republik Islam tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/yam)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3a2TG3j

February 24, 2020 at 03:49PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sinyal Koreksi Muncul, Waspada Pasar Saham Domestik Tertekan"

Post a Comment

Powered by Blogger.