Search

Pak Erick, Utang BUMN Naik, Masihkah Terukur Level Utangnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan yang terkait dengan pemerintah (BUMN dan afiliasinya, government related entities/GRE) dinilai masih akan mengalami kenaikan tingkat utang (leverage) dalam beberapa tahun ke depan dan dapat melanjutkan kenaikan rasio utang BUMN terhadap PDB yang pada September 2019 sudah 5,9%.

Dalam risetnya Senin ini (3/2/20), Fitch Ratings mencermati bahwa rasio yang didasari data Bank Indonesia itu sudah naik 1,5% dalam 24 bulan ke belakang, meskipun masih dinilai terukur.

Rasio utang BUMN terhadap PDB itu diyakini naik seiring dengan program pemerintah terkait dengan pengembangan infrastruktur, ekspansi kapasitas produksi perusahaan, dan aksi merger-akuisisi.


Karena utangnya berpotensi naik, maka peluang tertekannya profil kredit individu dari beberapa GRE dinilai Senior Director Fitch Ratings Singapore Pte Ltd Hasira De Silva akan semakin terbuka juga, terutama yang bergerak pada sektor rekayasa dan konstruksi. Sektor tersebut dinilai menjadi ujung tombak dari pengembangan infrastruktur, begitu juga dengan beberapa perusahaan di sektor tambang dan utilitas.

"Likuiditas seharusnya masih terukur meskipun leverage mereka naik, karena GRE yang diperingkat Fitch dapat tetap diuntungkan oleh akses yang solid ke bank domestik dan pasar modal, dan dalam beberapa hal mereka memiliki fleksibilitas ketika belanja modal sedang terganggu," ujar De Silva dan tim dalam risetnya.


Jumlah kotor utang BUMN naik 1,5% menjadi 5,9% pada September dalam 24 bulan ke belakang, berdasarkan data BI.

Fitch meyakini tren itu akan tetap berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, dan dapat menguji kemampuan manajemen risiko pemerintah untuk menjaga kerentanan keuangan.

Kenaikan utang GRE mencerminkan naiknya ketergantungan negara, tetapi rasi utang pemerintah terhadap GDP masih rendah dibanding negara serupa yang diprediksi Fitch hanya 30,1% pada 2019.

"Dan kami memprediksi rasio tersebut akan naik dalam beberapa tahun ke depan secara terbatas, dengan asumsi pemerintah masih tetap menjaga batas defisit yang ditetapkan sendiri pada 3% dari PDB.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa utang yang dilakukan oleh perusahaan BUMN tak sepenuhnya negatif. Utang tersebut dinilai baik jika digunakan untuk tujuan memperkuat keuanga.

"Saya rasa gini lho, kita jangan terjebak juga utang itu salah. Tetapi kalau utang itu bermanfaat dan bisa menjadikan sebuah cash flow atau sebuah pendapatan yang baik saya rasa tidak ada salah," kata Erick usai serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Rabu (23/10/2019).

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/36MKQEI

February 03, 2020 at 05:33PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pak Erick, Utang BUMN Naik, Masihkah Terukur Level Utangnya?"

Post a Comment

Powered by Blogger.