Dalam pameran yang menghadirkan 500 peserta yang tersebar dari 127 negara ini, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) berencana 'mengadu' kepada kepala negara perihal situasi terkini.
Pertama, adalah persoalan regulasi yang dianggap bagaikan penyakit kolesterol yang menggeroboti tubuh industri. Menurutnya, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang harus dituntaskan perihal regulasi.
"Regulasi kebijakan bagaikan kolesterol," kata Ketua Umum HIMKI Soenoto di lokasi pameran, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).
![]() |
Kedua, persoalan kekurangan bahan baku, salah satunya adalah rotan. Meskipun 84% rotan di dunia berada di Indonesia, namun pengrajin justru merasa kurang dengan bahan baku komoditas tersebut.
"Masyarakat di Cirebon justru teriak bahan baku karena rotan diselundupkan ribuan ton," tegasnya.
Soenoto pun mengkritisi wacana pemerintah yang berencana mengekspor bahan baku. "Niat saja itu sudah dosa. Kalau sudah diwacanakan, dosa besar. Tidak teramlini," tegasnya.
Melalui pameran ini, ekspor barang mebel dan kerajinan ditargetkan meningkat hingga US$ 5 miliar dollar atau setara Rp 71,4 triliun dalam beberapa tahun ke depan.
Adapun saat ini, berdasarkan catatan HIMKI, total nilai ekspor kedua produk tersebut baru mencapai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 35,7 triliun.
(dru)
https://ift.tt/2O2tMmy
March 13, 2019 at 06:57PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Curhatan Pengusaha Mebel ke Jokowi: Regulasi Bagai Kolesterol"
Post a Comment