Search

5 Saham Ini Sepekan Terbang, Hari Ini Bisa Reli Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang pekan lalu, 10-14 Februari 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di tengah mayoritas indeks saham utama di bursa Asia yang mampu menguat.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sepanjang pekan lalu, IHSG melemah 2,21%. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, IHSG menyentuh titik terlemah sejak 17 Mei tahun lalu. Jumat lalu (14/2), IHSG ditutup minus 0,09% di level 5.866,95.


Sementara indeks saham Asia lainnya malah mampu menguat. Selain IHSG, hanya Topix (Jepang), PSEI (Filipina), dan SET (Thailand) yang melemah. PSEI menjadi yang terlemah di Asia pekan ini, dan IHSG tepat di atasnya.

Berikut pergerakan indeks saham utama Asia sepanjang pekan lalu:

Bila sepekan IHSG minus 2,21%, secara year to date atau tahun berjalan sejak awal tahun juga ambles 6,87%. Kendati demikian, dalam sepekan terakhir asing masuk Rp 719,65 miliar dan year to date asing beli bersih Rp 894,51 miliar di semua pasar.

Di tengah koreksi IHSG, dalam sepekan terakhir masih ada saham-saham dengan penguatan tertinggi pekan lalu (10-14 Februari).

1. PT Lancartama Sejati Tbk (TAMA)
Saham perusahaan meroket 136,57% di level Rp 414/saham. Nilai transaksi sepekan Rp 63,64 miliar dengan volume perdagangan 145,74 juta. Emiten konstruksi ini baru tercatat di BEI pada 10 Februari lalu di harga perdana Rp 175/saham.

2. PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG)
Saham emiten properti asal Riau ini menguat 20,69% di level Rp 140/saham. Bima Sakti 
resmi melantai di BEI pada Jumat (5/7/2019) Rp 100/saham.

3. PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA)
Saham PURA menguat 18,32% di level Rp 226/saham. Perusahaan logistik dan armada jasa transportasi darat ini baru tercatat pada 29 Januari 2020 dengan harga perdana Rp 105.saham.

4. PT Indonesia Tobacco Tbk (ITIC)
Saham emiten tembakau iris ini naik 17,02% di level Rp 2.750/saham. Indonesian Tobacco resmi melantai di BEI pada Kamis (4/7/2019). Pada perdagangan perdana tahun lalu itu, harga saham emiten berkode ITIC ini sempat melonjak 50% ke Rp 330/saham dari harga initial public offering (IPO) Rp 219/saham.

5. PT Burung Poetra Sembada Tbk (HOKI)

Saham emiten beras ini naik 5,03% di level Rp 940/saham dalam sepekan. Buyung resmi mencatatkan saham perdana di papan perdagangan BEI pada 22 Juni 2017 dengan harga saham perdana Rp 310/saham.

Seperti pekan-pekan sebelumnya, aktivitas perdagangan di BEI masih belum semarak. Nilai rata-rata transaksi harian sepanjang pekan lalu adalah Rp 6,22 triliun. Turun dibandingkan pekan sebelumnya yaitu Rp 6,87 triliun. 

Sulit dipungkiri bahwa kemungkinan pasar saham domestik masih melakukan penyesuaian (adjustment) karena aksi 'bersih-bersih' yang sedang dilakukan regulator dan aparat penegak hukum.

"Yang ditakutkan pasar apabila redemption [penarikan dana] masif seperti yang terjadi pada 2005 di pasar obligasi, ketika itu harga obligasi Indonesia turun. Ini [ketakutan] bisa terjadi ke IHSG jika hal yang ditakutkan terjadi, redemption reksa dana," kata Presiden Direktur PT Sucorinvest Asset Management (SAM), Jemmy Paul Wawointana, Jumat lalu.

Selain itu, sekadar gambaran, virus Covid-19 juga masih terus mengintai dan menelan korban baru. Menurut data John Hopkins CSSE per Minggu (16/2/2020), virus tersebut telah menginfeksi 69.256 orang di dunia. Kasus paling banyak dilaporkan di China yang mencapai 68.500 kasus.

Sentimen Covid-19 ini mendorong Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi bahwa penyebaran Covid-19 ini bisa berpotensi 'merusak' pertumbuhan ekonomi dunia. 

"Mungkin ada pemangkasan di antara 0,1-0,2%," ujar Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam gelaran Global Women's Forum di Dubai. 

"Saya menyarankan semua orang untuk tidak langsung mengambil kesimpulan prematur. Masih ada banyak ketidakpastian," lanjut Georgieva dikutip dari kantor berita AFP, Minggu (16/2/2020).

Dalam laporan terkini per Januari 2020, IMF menurunkan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 sebesar 0,1% menjadi 3,3%. Lebih lanjut, Georgieva mengatakan "terlalu dini" untuk menilai pengaruh penyebaran virus corona. Akan tetapi, dia mengaku dampak sudah terlihat di sektor pariwisata hingga transportasi.

"Kami tidak tahu seberapa cepat China akan dapat menahannya. Kami tidak tahu apakah akan menyebar ke seluruh dunia," kata Georgieva. 

[Gambas:Video CNBC]

(tas/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/39G9h8O

February 17, 2020 at 02:10PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "5 Saham Ini Sepekan Terbang, Hari Ini Bisa Reli Lagi?"

Post a Comment

Powered by Blogger.