Search

Ekonomi Diperkirakan Hanya Tumbuh 2%, Benarkah AS Resesi?

Washington, CNBC Indonesia - Optimisme para ekonom Amerika Serikat (AS) tentang prospek pertumbuhan ekonomi negaranya semakin suram.

Mereka juga menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini secara tajam di tengah melambatnya pertumbuhan global dan berlanjutnya perang dagang, menurut sebuah survei yang dipublikasikan, Senin (25/3/2019).

Meski untuk sementara ini proyeksi resesi pada tahun 2020 tetap rendah, namun kemungkinan itu terus meningkat, kata Asosiasi Nasional untuk Ekonomi Bisnis (NABE) dalam laporan triwulanan mereka.

Panel yang terdiri dari 55 ekonom itu sekarang percaya "ekonomi AS telah mencapai titik balik," kata Presiden NABE Kevin Swift.


Perkiraan konsensus untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil telah dipangkas sebanyak tiga persepuluh dari hasil survei pada Desember, menjadi 2,4%. Ekonomi AS tumbuh 2,9% di 2018.

Ekonomi diperkirakan akan melambat lebih lanjut pada tahun 2020, dengan pertumbuhan hanya 2%, kata laporan itu, mengutip AFP.

Tiga perempat responden memangkas perkiraan PDB mereka dan meyakini bahwa risiko terhadap ekonomi akan semakin memberatkan pertumbuhan.

"Mayoritas panelis melihat ada hambatan eksternal dari kebijakan perdagangan dan memperlambat pertumbuhan global sebagai risiko penurunan utama terhadap pertumbuhan," kata ketua survei NABE Gregory Daco dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun demikian, risiko resesi masih dianggap rendah dalam waktu dekat."

Ekonomi Diperkirakan Hanya Tumbuh 2%, Benarkah AS Resesi?Foto: Bursa Tokyo (AP Photo/Richard Drew)

Panelis menyebut peluang resesi mulai tahun 2019 hanya sekitar 20%, dan untuk tahun 2020 sebesar 35%, sedikit lebih tinggi daripada perkiraan di Desember.

Daco mengatakan hal itu "mencerminkan kebalikan dari kebijakan dovish Federal Reserve pada Januari" ketika bank sentral AS itu mengatakan akan mempertahankan suku bunga tetap untuk ke depannya, yang mana pesan itu telah diperkuat oleh hasil rapat Fed yang dirilis pekan lalu.

Setelah ada empat kenaikan suku bunga tahun lalu, Daco mengatakan "hampir sebagian besar panelis mengantisipasi hanya akan ada satu kali kenaikan suku bunga lagi dalam siklus ini, dan bukannya tiga kenaikan seperti yang diperkirakan dalam survei Desember."

Panelis melihat pertumbuhan upah sebagai penyebab meningkatnya risiko terbesar bagi perekonomian, meskipun diperkirakan hanya tumbuh 3% tahun ini, karena inflasi tetap di sekitar target 2% The Fed.

Sementara itu, di tengah kebijakan bea impor agresif Presiden Donald Trump, panel memproyeksikan defisit perdagangan akan naik ke rekor US$ 978 miliar tahun ini, mengalahkan rekor tahun lalu yang sebesar US$ 914 miliar.


Dalam survei ini ada hal menarik, di mana hanya 20% pesertanya yang memproyeksikan akan melihat "kurva imbal hasil terbalik/inverted yield curve" yang ditakuti terjadi tahun ini.

Inverted yield curve adalah kondisi ketika tingkat suku bunga pada nota Treasury bertenor 10-tahun turun di bawah imbal hasil Treasury bertenor 3 bulan.

Faktanya, kurva imbal hasil memang terbalik pada hari Jumat (22/3/2019), untuk pertama kalinya sejak 2007. (prm)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Tvt16y

March 25, 2019 at 08:12PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ekonomi Diperkirakan Hanya Tumbuh 2%, Benarkah AS Resesi?"

Post a Comment

Powered by Blogger.