Search

Sepekan Emas Terombang-Ambing, Diramal Bakal US$ 1.700/Oz

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan selama sepekan harga emas spot dunia mengalami sedikit koreksi sebesar 0,06% dari US$ 1.617,50 per troy ons(OZ) pada penutupan akhir pekan lalu menjadi US$ 1.616,45/Oz pada penutupan perdagangan dini hari tadi.

Koreksi harga emas spot dunia seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah makin merebaknya wabah virus corona (COVID-19).

Harga emas dunia memang bergerak bak roller coaster di tengah volatilitas yang tinggi akibat meluasnya penyebaran pandemi virus corona, sehingga sejumlah stimulus pemerintah dan bank sentral dunia pun digelontorkan guna memerangi pandemi.

 

 

Tingginya volatilitas harga emas memberikan gambaran mengenai keresahan investor terhadap melambatnya laju pertumbuhan ekonomi dunia bahkan bisa menuju ke jurang resesi. Risiko resesi ekonomi global yang semakin terlihat membuat investor kembali 'primitif' dengan memegang uang tunai (cash).

Cash yang dipegang pun bukan sembarang cash, pilihan jatuh kepada dolar AS. Maklum, dolar AS adalah mata uang global. Segala urusan seperti perdagangan, investasi, sampai pembayaran utang dan dividen bisa selesai kalau punya dolar AS.

Permintaan dolar AS yang meningkat membuat nilai tukar mata uang ini menguat. Ketika dolar AS menguat maka harga emas menjadi lebih mahal bagi mata uang negara lainnya dan lagi-lagi menekan harga emas dunia.

Sentimen penekan harga emas dunia juga muncul dari rilis data pada hari Selasa (31/3/2020) yang menunjukkan bahwa PMI Manufaktur China untuk bulan Maret berada di 52,0, menunjukkan ekspansi dan menentang ekspektasi kontraksi. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka itu akan berada pada 45. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi, begitu pula sebaliknya di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

 

[Gambas:Video CNBC]

Merespons data tersebut investor pun mulai memasuki aset berisiko kembali (risk appetite). Pada hari yang sama ketika data PMI di rilis, bursa saham Asia terapresiasi, dengan S&P/ASX 200 naik 2,79%, Kospi juga naik 1,61%, Indeks Hang Seng naik 1,72%. Sementara Nikkei 225 Jepang mengalami kenaikan lebih banyak dan menambahkan 0,74%.

Kendati demikian, koreksi tipis dalam sepekan terakhir ini tidak menjadi patokan bahwa harga emas akan jatuh lebih dalam lagi ke bawah level psikologis di US$ 1.600 per troy ons. 


Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3dPMbQ1

April 04, 2020 at 12:22PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sepekan Emas Terombang-Ambing, Diramal Bakal US$ 1.700/Oz"

Post a Comment

Powered by Blogger.