Search

Jokowi Realistis, Ekonomi RI Bakal Terkoreksi Tajam

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di 2020 tidak akan bisa dicapai. Presiden mengatakan akan ada koreksi cukup tajam.

"Saya harus bicara apa adanya. Target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi cukup tajam," katanya saat memimpin sidang kabinet paripurna.

Ia mengatakan, hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia. Tapi terjadi juga di negara-negara lainnya.


"Hampir semua negara di dunia," tutur Jokowi.
Dari berbagai lembaga internasional, Jokowi mengatakan, seperti IMF, Bank Dunia, sudah memproyeksikan ekonomi global akan terjadi resesi.

"Hitungan terakhir yang saya terima tumbuh negatif. Ekonomi global tumbuh negatif 2,8% artinya tertarik 6%," tuturnya.

"Kita harus siapkan diri dengan berbagai skenario, tidak boleh pesimis dan tetap ikhtiar berusaha. Bekerja keras dalam upaya pemulihan kesehatan," kata Jokowi.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, membeberkan secara rinci skenario terberat yang akan dihadapi ekonomi Indonesia, akibat dampak dari wabah pandemi virus corona (Covid-19).

Berbicara usai sidang kabinet paripurna, Sri Mulyani mengemukakan, keberadaan Covid-19 bukan tidak mungkin akan menyebabkan perekonomian dunia menuju jurang resesi.

"Ekonomi global kemungkinan masuk di dalam resesi. Proyeksi IMF ekonomi diperkirakan tumbuh 3,3% (tahun ini), direvisi menjadi negatif. Koreksi bisa minus 2,2%. Atau berdasarkan Fitch Rating Agency, tahun ini mungkin ada di kisaran minus 1,9%," kata Sri Mulyani.

Kondisi ini, tentu akan membuat dunia kehilangan potensi ekonomi yang seharusnya tercipta sekitar US$ 5 triliun. Sri Mulyani menyebut, potensi tersebut hampir setara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang.

Lantas, bagaimana dampaknya ke Indonesia?

"Saat ini kami estimasi dalam kondisi berat dan sangat berat. Baseline kita (pertumbuhan ekonomi) 5,3% akan mengalami tekanan pada level turun sampai level 2,3%. Bahkan dalam situasi yang sangat berat, mungkin menurun sampai negatif," katanya.


Berdasarkan hasil penghitungan pemerintah, situasi ini akan membuat angka kemiskinan di Indonesia meningkat 1,1 juta orang. Bahkan dalam skenario terberat, bukan tidak mungkin jumlah orang miskin bertambah hingga 3,78 juta orang.

"Angka pengangguran yang selama ini sudah menurun, kemungkinan akan mengalami kenaikan. Dalam skenario berat, ada kemungkinan naik 2,9 juta orang pengangguran baru. Skenario berat bisa sampai 5,2 juta," katanya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia, sambung Sri Mulyani, bukan tidak mungkin akan tertekan. Pemerintah melihat, kuartal II-2020 akan menjadi siklus paling berat di tahun ini karena kemungkinan pertumbuhan ekonomi bisa anjlok.

"Ekonomi bisa turun 0,3% hampir mendekati nol atau bahkan negatif growth di minus 2,6%. Dan untuk kuartal ketiga akan ada recovery di 1,5% dan 2,8%. Kalau kita kondisi berat panjang, kemungkinan akan terjadi resesi di mana dua kuartal berturut-turut PDB bisa negatif," tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]

(hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3a9wxMb

April 15, 2020 at 08:42AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jokowi Realistis, Ekonomi RI Bakal Terkoreksi Tajam"

Post a Comment

Powered by Blogger.