Search

Gak Jadi Besok, Rapat Virtual OPEC+ Diundur hingga 9 April

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya atau biasa disebut OPEC+ tidak akan mengadakan pertemuan darurat secara virtual pada Senin besok (6/4/2020) sesuai agenda sebelumnya dan kemungkinan akan menunda pertemuan tersebut hingga 8 atau 9 April mendatang.

Dua sumber OPEC menyatakan kepada CNBC International, pada Sabtu (4/4), bahwa penundaan itu untuk memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi di antara para produsen minyak mengenai pengurangan pasokan minyak mentah.

Sebelumnya pada Sabtu, Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman juga menolak pernyataan pihak Rusia bahwa Kerajaan Saudi menarik kesepakatan untuk memangkas produksi.


Pangeran Abdulaziz bin Salman menanggapi komentar yang dibuat oleh rekan Rusia-nya pada Jumat, menurut pernyataan yang diungkapkan kantor berita pemerintah Saudi, SPA.
"Menteri Energi Rusia adalah orang yang pertama kali menyatakan kepada media bahwa semua negara yang berpartisipasi dibebaskan dari komitmen mereka mulai awal April ini, yang mengarah pada keputusan untuk meningkatkan produksi mereka guna mengimbangi harga yang lebih rendah dan menutupi kerugian," kata Pangeran Abdulaziz dalam sebuah pernyataan.

Dalam pertemuan OPEC+ sebelumnya, Komite penasihat teknis OPEC+ merekomendasikan kepada organisasi untuk memangkas produksi minyak tambahan sebanyak 1,5 juta bpd (barel per hari). Arab Saudi sebagai pemimpin de facto OPEC menyetujui penuh gagasan tersebut demi menjaga stabilitas harga di pasar.

Namun usulan tersebut ditolak oleh Rusia. Penolakan ini membuat Arab Saudi geram dan menabuh genderang perang harga dengan Rusia. Arab Saudi mengambil manuver dengan mendiskon harga minyak ekspornya (official selling price/OSP) sebesar 10%.

Tak sampai di situ saja, Arab Saudi berencana kembali membanjiri pasar dengan pasokan minyaknya. Setelah kesepakatan OPEC+ memangkas produksi minyak 1,7 - 2,1 juta bpd pada kuartal I selesai, Arab berencana menaikkan produksi minyaknya dengan kapasitas maksimum ke level 12 juta bpd dari sebelumnya hanya 9,7 juta bpd.

Perang minyak yang terjadi antara Rusia dan Arab Saudi membuat Amerika Serikat (AS) terpukul. Presiden AS Donald Trump bahkan sampai menyebut Rusia dan Arab Saudi gila karena pertarungan minyak yang dilakukan keduanya.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox, Trump mengaku keberatan atas perang harga minyak Rusia dan Arab Saudi.

"Benar-benar melukai industri energi AS. Ini adalah pertarungan antara Arab Saudi dan Rusia, dan mereka berdua menjadi gila," tegasnya dikutip dari AFP, Selasa (31/3/2020).

Pada akhir bulan Maret sekaligus menjadi akhir dari kuartal pertama tahun ini, harga minyak mentah kontrak futures benar-benar berada di level terlemah dalam 18 tahun terakhir.

Harga mintak Brent dihargai US$ 22,74/barel (-65,5% qoq) dan WTI dibanderol US$ 20,48/barel (-66,5% qoq).

Harga minyak mentah saat ini diobral murah lantaran ketika pandemi corona membuat permintaan minyak anjlok lebih dari 15 juta bpd (negative demand shock), pasar malah berpotensi kebanjiran pasokan minyak setidaknya 4 juta bpd (positive supply shock) akibat ketegangan antara produsen minyak terbesar di dunia (Arab Saudi & Rusia).

Pada perdagangan Jumat lalu (3/4), harga minyak WTI naik 14,53% menjadi US$ 29 per barel, sementara minyak Brent untuk patokan Eropa dan Asia stagnan di level US$ 34,11 per barel.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/39IuZIH

April 05, 2020 at 07:39AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gak Jadi Besok, Rapat Virtual OPEC+ Diundur hingga 9 April"

Post a Comment

Powered by Blogger.