Search

e-Commerce China Ini Bikin Alibaba dan JD.com Waswas, Siapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pinduoduo (PDD) mungkin bukan nama besar di luar China. Namun, perusahaan e-commerce yang melantai di bursa AS ini ternyata tumbuh lebih cepat dari saingan utamanya Alibaba dan JD.com.

Lantas, bagaimana gambaran cara kerja, kinerja keuangan, dan persaingan aplikasi inidengan Alibaba dan JD?

CARA KERJA Pindoudou


Daya tarik utama dari PDD adalah model pembelian kelompok. Artinya, ketika pengguna memilih barang di aplikasi ini, mereka dapat mengundang teman untuk ikut membeli barang tersebut. Hal ini dilakukan cukup dengan mengirim tautan (link) yang akan mengarahkan teman yang sudah diundang ke barang yang dipilih pembeli. Memang, tetap ada opsi untuk bisa membeli barang sendiri, namun harga barang itu akan lebih tinggi daripada membeli berkelompok. Semakin banyak orang yang bergabung dalam kelompok, maka semakin rendah harga barang tersebut.

Setiap barang memiliki jumlah minimum pembeli untuk menyelesaikan pembelian. Jika jumlah tersebut tidak terpenuhi dalam waktu 24 jam, maka pembelian kelompok dibatalkan, dan mereka yang sudah memberikan uangnya akan dikembalikan.

MODEL BISNIS

Saat ini, 100% pendapatan PDD berasal dari jasa online marketplace. Penerimaan tersebut  terdiri dari komisi yang diambil PDD dari penjualan di aplikasinya serta iklan yang dijalankannya.

Hal ini berbeda dengan saingan utamanya yaitu Alibaba dan JD.com, yang juga memiliki bisnis lain di luar bisnis utamanya sebagai e-commerce, seperti cloud computing. Jadi, sumber pendapatan PDD sebenarnya lebih sempit.

Namun, secara persentase, pendapatan PDD ternyata tumbuh lebih cepat. Pada kuartal yang berakhir di Desember, pendapatan PDD mencapai 10,79 miliar yuan atau sekitar US$ 1,55 miliar. Jumlah ini meningkat 91%. Pada periode yang sama, pendapatan Alibaba naik 38% secara tahunan menjadi 161,45 miliar yuan atau sekitar US$ 23,19 miliar, hampir 15 kali lipat dari pendapatan PDD.

Baik Alibaba dan JD.com berhasil mencetak laba bersih pada kuartal keempat 2019,  sementara PDD mencatat kerugian.

JUMLAH PENGGUNA

Pada 2019, PDD menyebutkan aplikasi ini memiliki 585,2 juta pembeli aktif, yaitu pengguna yang melakukan setidaknya satu pembelian di aplikasi selama tahun tersebut. Pada periode yang sama, JD.com memiliki 362 juta pengguna pada periode yang sama. Sementara, Alibaba memiliki 711 juta konsumen aktif tahunan di pasar China dalam periode 12 bulan yang berakhir 30 September 2019.

Banyaknya jumlah pengguna PDD ini disebabkan oleh akses ke aplikasi yang lebih luas bagi pengguna. Pasalnya, PDD juga dapat diakses pada layanan pesan milik Tencent, WeChat, yang memiliki lebih dari satu miliar pengguna bulanan. Menurut analis, hal ini membuat biaya akuisisi pelanggan lebih rendah. 

Dari sisi pangsa pasar, PDD adalah pemain e-commerce terbesar ketiga di China setelah  Alibaba dan JD.com, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Juli 2019 oleh eMarketer.

IPO DAN PENDANAAN

Pinduoduo telah melantai di bursa saham Nasdaq pada Juli 2018, dengan harga saham  US$ 19 per saham. Perusahaan juga baru-baru ini mengumumkan investasi dan pendanaan baru.

Pada bulan Maret, PDD melakukan private placement senilai US$ 1,1 miliar dari saham  Kelas A yang baru diterbitkan. Menurut pihak PDD, dana tersebut akan membantu perusahaan untuk ekspansi dengan menghadirkan lebih banyak pengalaman interaktif dan produk bernilai tambah bagi pengguna.

Selain itu, pada Minggu (19/3/2020), PDD juga mengumumkan akan berinvestasi dalam covertible bonds yang dikeluarkan oleh emiten di Hong Kong, GOME Retail. 

PERSAINGAN DAN RISIKO

Berbeda dengan Alibaba dan JD yang sudah sukses di kota-kota besar di China seperti Beijing dan Shanghai, pertumbuhan PDD saat ini masih berasal dari kota-kota China yang lebih kecil. Namun, sekarang Alibaba dan JD juga mulai fokus untuk mendapatkan pangsa pasar di kota-kota kecil dan telah merilis produk untuk bersaing dengan PDD.

Pada bulan Maret, Alibaba meluncurkan versi khusus dari aplikasi Taobao yang berfokus pada skema customer-to-manufacturer (C2M). Di situlah konsumen dapat berinteraksi dan membeli langsung dari produsen selain melalui penjual pihak ketiga.

Tahun lalu, JD juga sudah meluncurkan aplikasi pembelian kelompok bernama Jingxi, yang juga dapat diakses melalui WeChat. Selain itu, JD dan Alibaba memiliki kemampuan logistik yang kuat. JD dikenal karena dapat mengirimkan barang pada hari yang sama atau lusa. 

[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Vzwgy7

April 24, 2020 at 11:12AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "e-Commerce China Ini Bikin Alibaba dan JD.com Waswas, Siapa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.