Pada Rabu (5/2/2020), US$ 1 dihargai Rp 13.690 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,25% terhadap dolar AS. Penguatan ini terjadi setelah rupiah melemah lebih dari 1% dalam sepekan terakhir.
Sejak kasus virus Corona merebak, investor memang sangat hati-hati. Virus yang menyebabkan gejala seperti influenza ini berawal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Seiring libur panjang Tahun Baru Imlek, virus Corona menyebar dengan luas dan cepat karena tingginya mobilitas masyarakat. Imlek memang momen puncak pergerakan warga China, baik antar-kota maupun antar-negara.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada pukul 07:52 WIB, sudah ada 23.939 kasus virus Corona di seluruh dunia, sebanyak 23.727 di antaranya terjadi di China. Korban jiwa pun kian bertambah, kini menjadi 492 orang.
Dampak ekonomi akibat penyebaran (outbreak) virus Corona memang tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, virus ini membuat aktivitas ekonomi di China seret.
Kalau ada virus mematikan sedang bergentayangan, tentu masyarakat berpikir ribuan kali untuk beraktivitas di luar rumah. Akibatnya, aktivitas produksi dan konsumsi pasti berkurang drastis.
"Awalnya pemerintah China menambah masa libur Imlek selama tiga hari. Namun sesudah itu, jumlah pabrik yang tidak berproduksi semakin banyak. Berbagai provinsi di China menunda aktivitas bisnis," sebut laporan IHS Markit yang dirilis 31 Januari lalu.
https://ift.tt/2tunMgl
February 05, 2020 at 03:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sempat 'Terkapar' Gegara Corona, Rupiah Bangkit!"
Post a Comment