Search

Pak Jokowi! Corona Makin Ngeri, Stimulus Ekonomi Wajib Nih..

Jakarta, CNBC Indonesia - China terdampak cukup dalam akibat virus corona. Mau tak mau, Indonesia perlu mengeluarkan banyak stimulus untuk tetap menggairahkan perekonomian dalam negeri.

Masih merebaknya penyakit COVID atau virus Corona ini membuat sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada kisaran di bawah 5% pada kuartal I-2019 dan sepanjang tahun 2019.

IMF juga menyatakan epidemi penyakit COVID-19 atau virus corona dikabarkan dapat merusak pertumbuhan ekonomi global tahun ini. Namun dalam Global Women's Forum di Dubai, kepala International Monetary Fund (IMF) mengatakan rebound ekonomi yang tajam dan cepat dapat terjadi.


"Mungkin ada pemotongan yang kami masih harapkan akan berada dalam persentase 0,1-0,2," kata direktur pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dikutip dari AFP akhir pekan kemarin.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan melihat epidemi virus Corona yang masih menyerang dunia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada pada kisaran 4,6% sampai 4,9% pada kuartal I-2019.

"Kemungkinan full year juga akan di bawah 5%. Karena epidemi ini belum tuntas, dan kita sudah kehilangan momen di satu semester ini," kata David saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020).

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan sekitar 50% impor Indonesia dari China adalah barang-barang industri manufaktur yang diperlukan untuk investasi. Disrupsi supply chain regional di Tiongkok akibat corona virus ini tentunya berdampak pada industri di Indonesia, yang input produksinya banyak dari China.

"Banyak perusahaan multinasional asing yang memiliki pusat manufaktur di Tiongkok, yang produksi barangnya diperlukan industri di seluruh dunia termasuk Indonesia," kata Satria kepada CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020).


"Tentu perlu ada sinkronisasi kebijakan fiskal-moneter yang lebih cepat dalam merespon ini. Otoritas fiskal di Tiongkok dan Singapura sudah mengumumkan pelebaran defisit anggaran, dan Indonesia seharusnya juga masuk ke dalam "synchronized fiscal easing" yang memang diperlukan untuk meminimalisir dampak melemahnya siklus ekonomi akibat dari virus corona ini," imbuhnya.

Satria kemudian menerangkan, dalam jangka pendek, pemerintah dapat melakukan: Pertama, pemotongan tiket pesawat untuk menstimulasi konsumsi, turisme dan perekonomian daerah. Kedua, stimulus pajak untuk menyokong ekspansi korporasi dan konsumsi domestik.

"Ketiga, memfokuskan stimulus fiskal ke bidang-bidang yang memiliki dampak multiplier tinggi bagi perekonomian, misalnya properti dan perumahan," terang Satria.

Senada dengan Satria, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengungkapkan pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,3-4,6% pada kuartal I-2020.

"Perlambatan dipengaruhi wabah virus corona yang menghambat motor ekspor, investasi dan konsumsi domestik," katanya.

"Investasi dalam negeri masih wait and see menunggu pembahasan omnibus law perpajakan dan cipta kerja di parlemen," terang Bhima.

Sementara dari sektor lapangan usaha, industri manufaktur terus melemah ditunjukkan oleh penurunan PMI dari 49.5 menjadi 49.3 per Januari 2020 dibanding Desember tahun lalu.

"Yang harus dilakukan pemerintah dan BI adalah merilis paket paket stimulus pada sektor yang terdampak corona," tutur Bhima.

"Bisa ebrupa pemangkasan suku bunga acuan bank 25-50 bps di kuartal I-2020 maupun insentif perpajakan pada sektor berorientasi ekspor dan pariwisata, melakukan penangguhan pembayaran bunga atau cicilan pokok debitur pariwisata pada bank bank bumn (khususnya di Bali, Lombok dan Manado). Terakhir saya usul tarif maskapai penerbangan khususnya Garuda diturunkan secara signifikan sebagai promo wisatawan domestik untuk menggantikan potensi wisman yang hilang," paparnya.

[Gambas:Video CNBC]

(dru/dru)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2V0Ww4r

February 17, 2020 at 05:36PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pak Jokowi! Corona Makin Ngeri, Stimulus Ekonomi Wajib Nih.."

Post a Comment

Powered by Blogger.