Search

Ini yang Bikin Manchester City Kaya Raya, tapi Adil Gak ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar mengejutkan datang dari dunia sepak bola. Klub raksasa Liga Primer Inggris, Manchester City, dihukum larangan tampil di kompetisi sepak bola antar-klub Eropa selama dua musim ke depan oleh Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA).

Tidak hanya hukuman itu, The Citizens juga didenda EUR 30 juta (Rp 444,94 miliar dengan kurs saat ini). Namun tetangga Manchester United ini bisa mengajukan banding ke Mahkamah Arbitrase Olahraga (CAS).


City divonis melanggar aturan Financial Fair Play (FFP). Aturan ini mewajibkan klub tidak boleh mengeluarkan uang lebih banyak dari pendapatan. Tidak boleh besar pasak daripada tiang.

"Manchester City melanggar peraturan dengan memperbesar pendapatan dari sponsor dalam laporan keuangan yang dikirimkan kepada UEFA pada 2012 hingga 2016. Klub juga tidak kooperatif dalam proses investigasi," sebut laporan UEFA, seperti dikutip dar BBC.

Berikut adalah gambaran pendapatan City selama 2012-2016:


"Ada upaya untuk menyembunyikan angka pembayaran dari sponsor. Ini bisa dilakukan dengan menaikkan angka pendapatan dari sponsor sehingga klub bisa memenuhi kewajiban keuangannya. Kasus ini kali pertama diungkap oleh Football Leaks," sebut laporan BBC.

Pada 2011, UEFA memang berjanji akan melakukan investigasi terhadap kerja sama City dengan Etihad Airways, perusahaan penerbangan asal Uni Emirat Arab (UEA). Etihad adalah perusahaan milik pemerintah daerah Abu Dhabi, dengan Mohamed Mubarak Al Mazrouei sebagai CEO.

Nah, Mohamed Mubarak Al Mazrouei adalah salah satu direktur di Manchester City. Mohamed Mubarak Al Mazrouei dan pemilik Manchester City, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, adalah anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi.

Sejak Sheikh Mansour 'berkuasa' pada 2008, City menjelma menjadi tim super dengan mengoleksi pemain-pemain bintang. Uangnya didapat dari berbagai bisnis yang terkait dengan pemerintah Abu Dhabi.


Football Leaks mengungkapkan bahwa sebenarnya Abu Dhabi United Group (ADUG) adalah sponsor City yang sebenarnya. Dalam laporan keuangan City, Etihad memang ditulis membayar sponsorship GBP 67,5 juta (Rp 1,2 triliun). Namun hanya GBP 8 juta (Rp 142,93 milar) yang benar-benar datang dari Etihad, sisanya adalah duit ADUG.

Oleh karena itu, City seperti disponsori oleh sebuah negara yang punya kekuatan finansial jauh lebih besar ketimbang perusahaan. Ini membuat peta persaingan menjadi tidak adil.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3bCHpUI

February 15, 2020 at 05:52PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ini yang Bikin Manchester City Kaya Raya, tapi Adil Gak ya?"

Post a Comment

Powered by Blogger.