Search

Harga Minyak Masih Digerus Corona, Hari Ini Ambles Lagi 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah kontrak kembali terpangkas pada perdagangan pagi ini. Wabah virus corona yang terus menjangkiti China dan negara lain di dunia masih menjadi sentimen utama penggerak harga si emas hitam.

Pada perdagangan hari kedua pekan ini harga minyak mentah kontrak mengalami pelemahan. Data Refinitiv menunjukkan harga minyak mentah kontrak pada Selasa (18/2/2020) Brent yang pekan lalu berhasil menguat 7,6%, hari ini melemah 1,11% ke US$ 57,08/barel.

Sementara itu, harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) yakni WTI mengalami pelemahan sebesar 1,15% ke level US$ 51,71/barel setelah mencatatkan penguatan 5% pada pekan lalu.


Virus corona yang resmi dinamai COVID-19 ini membuat libur tahun baru imlek diperpanjang dan juga puluhan kota di China mengalami karantina. Fasilitas transportasi umum ditutup.

China yang juga jadi episentrum merebaknya COVID-19 menjadi terpukul perekonomiannya. Penerbangan dari dan ke China banyak yang dibatalkan. Hal ini membuat konsumsi bahan bakar pesawat menjadi turun.

Menurut Agensi Energi Internasional (IEA), Konsekuensi dari merebaknya COVID-19 terhadap permintaan minyak akan signifikan. IEA meramal permintaan minyak pada kuartal pertama 2020 akan terkontraksi sebanyak 435.000 barel per hari (bpd).

Kontraksi yang terjadi pertama kali sejak krisis keuangan pada 2009. Untuk tahun 2020 secara keseluruhan, IEA memperkirakan permintaan minyak berpotensi turun 365.000 - 825.000 bpd yang menandai level terendah sejak 2011.


IEA juga menyebutkan permintaan minyak akan mulai berangsur pulih pada kuartal kedua tahun ini, naik 1,2 juta bpd dan kemudian naik lagi pada 1,5 juta bpd pada kuartal ketiga setelah China memberikan stimulus untuk perekonomiannya.

"Walau lebih nyaman untuk menyebut harga minyak berpotensi untuk naik mengingat ada kemungkinan kenaikan dan kembali pulihnya permintaan dari kuartal kedua, untuk saat ini terlalu dini menyebut kecemasan di pasar minyak mulai mereda" kata Stephen Innes Chief Market Strategist di AxiCorp.

Pelaku pasar melihat kemungkinan besar permintaan minyak mengalami kontraksi. Hal ini membuat pelaku pasar kembali menyorot kebijakan organisasi pengekspor minyak dan aliansinya (OPEC+) merespons hal tersebut.

Sebelumnya penasihat OPEC+ yang disebut Join Technical Committee mengadakan rapat awal bulan ini dan merekomendasikan OPEC+ kembali memangkas produksi minyak sebanyak 600.000 bpd.

[Gambas:Video CNBC]

Jika ditotal dengan upaya yang dilakukan OPEC+ saat ini, maka total pemangkasan produksi minyak OPEC+ akan menjadi 2,3 juta bpd. Para menteri dari organisasi ini dijadwalkan akan bertemu pada Maret untuk membahas hal ini.

Sementara itu dari sisi pasokan yang lain, perusahaan minyak nasional Libya mengatakan produksi minyak nya per Senin kemarin mencapai 135.745 bpd. Produksi minyak Libya anjlok dari 1,2 juta bpd menjadi hanya 10% sejak 18 Januari lalu kelompok yang dipimpin oleh Khalifa Haftar melakukan blokade pada ladang minyak milik Libya. Kerugian yang diderita Libya dikatakan mencapai US$ 1,6 miliar, melansir Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2vJsS9a

February 18, 2020 at 05:55PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Minyak Masih Digerus Corona, Hari Ini Ambles Lagi 1%"

Post a Comment

Powered by Blogger.