Search

Gak Ada Matinya! Harga Emas Dunia Cetak Rekor Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas perkasa dan kembali cetak rekor tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Pasar masih mewaspadai dampak merebaknya virus corona terhadap perekonomian global.

Harga emas global di pasar spot pagi ini, Jumat (21/2/2020) bergerak naik. Data Refinitiv menunjukkan harga emas berada di posisi US$ 1.624,24/troy ons atau naik 0,36% dibanding dengan posisi penutupan perdagangan kemarin.

Harga emas hari ini menandai level tertingginya dalam tujuh tahun terakhir terhitung sejak 18 Februari 2013. Kenaikan harga emas bukan tanpa sebab, dampak virus corona terhadap perekonomian global kian terasa.


Jepang sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia saat ini terancam masuk ke jurang resesi. Awal pekan ini pertumbuhan PDB Jepang kuartal IV-2019 mengalami kontraksi 1,6% (qoq).
Sektor manufaktur Jepang pun makin mengalami kontraksi. Hal itu tercermin dari angka pembacaan awal PMI Manufaktur untuk bulan Februari di 47,6 yang lebih rendah dari bulan sebelumnya di 48,8 dan merupakan yang terendah sejak 2012.

Virus corona tak hanya menginfeksi manusia saja tetapi juga menyerang perekonomian. Virus yang diberi nama COVID-19 oleh WHO ini telah menginfeksi 76.295 orang secara global dan menyebabkan kematian pada 2.247 orang. Data tersebut berdasarkan rilis terbaru John Hopkins University CSSE pagi ini.

China melaporkan jumlah orang yang terinfeksi virus mematikan bernama COVID-19 sebanyak 75.043, dan merupakan kasus terbanyak. Maklum China terutama Provinsi Hubei merupakan episentrum titik awal mula penyebaran virus yang masih satu golongan dengan penyebab SARS ini.


Studi yang dilakukan Morgan Stanley mengatakan pertumbuhan PDB China berpotensi terpangkas 0,8-1,3 persen poin pada semester pertama 2020. Sementara studi lain yang dilakukan oleh S&P Global menyebut pertumbuhan ekonomi China dapat terpangkas hingga 1,3 persen poin.

Untuk meredam dampak yang ditimbulkan virus corona ke perekonomian, otoritas moneter China megambil tindakan untuk menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%.

Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar untuk pinjaman jangka menengah. Bukan kali ini saja otoritas moneter China bertindak.

Pekan lalu PBoC memutuskan untuk menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari menjadi 2,4% dan tenor 14 hari menjadi 2,55%. PBoC juga menyuntikkan likuiditas ke pasar melalui operasi pasar terbuka sebanyak US$ 242,7 miliar.

Kemarin, China kembali memberikan stimulus untuk perekonomiannya dengan menurunkan suku bunga acuan kredit (Loan Prime Rate) bertenor 1 tahun sebesar 10 bps ke 4,05% dan yang bertenor 5 tahun sebesar 5 bps ke 4,75%.

Kian terasanya dampak wabah corona ke perekonomian membuat aset minim risiko salah satunya emas menjadi diburu oleh para investor. Konsekuensinya adalah harga emas menjadi terkerek naik seperti sekarang ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2V8NjXS

February 21, 2020 at 06:11PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gak Ada Matinya! Harga Emas Dunia Cetak Rekor Lagi"

Post a Comment

Powered by Blogger.