Search

Takut Kena Gelombang ke-2 Corona, Trump Perpanjang Shutdown?

Jakarta, CNBC IndonesiaPresiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahannya kemungkinan bakal memperpanjang penerapan aturan jaga jarak nasional (national social distancing) sampai awal musim panas atau lebih lama dari itu.

Pernyataan yang disampaikan Trump pada Kamis (23/4/2020) itu bertolak belakang dengan pernyataannya beberapa waktu sebelumnya, yang ingin melonggarkan pembatasan di beberapa negara bagian AS sesegera mungkin.

"Kami mungkin [memperpanjang pembatasan], dan kami bisa [melakukannya] melampaui waktu itu," kata Trump pada konferensi pers Gedung Putih ketika ditanya apakah pedoman federal itu perlu diperpanjang setidaknya sampai awal musim panas.

"Kita harus melihat sejauh mana itu," kata Trump. "Saya pikir orang akan tahu hanya dengan akal sehat. Pada titik tertentu, kita tidak perlu melakukan itu. Tetapi sampai kita merasa aman, kita akan memperpanjangnya."

Pemerintah AS pertama kali memberlakukan pembatasan nasional/pedoman federal pada pertengahan Maret. Aturan itu telah diperpanjang sekali dan dijadwalkan berakhir pada akhir April ini.

Sebelumnya Trump telah dengan tegas mengatakan bahwa beberapa negara bagian akan dibuka pada saat pembatasan berakhir atau bahkan lebih cepat dari itu. Langkah itu diumumkan karena menurutnya jumlah kasus baru virus corona (COVID-19) di AS sudah mulai menurun dan bahwa pembatasan di beberapa negara bagian untuk menekan penyebaran wabah disebutnya telah membuahkan hasil.

"Jelas bahwa strategi agresif kami berhasil," katanya dalam konferensi pers pekan lalu, mengutip AFP. "Pertempuran berlanjut tetapi data menunjukkan bahwa pertumbuhan kasus-kasus baru (pandemi COVID-19) secara nasional telah melewati puncaknya."

"Perkembangan yang menggembirakan ini telah membuat kami sangat mungkin untuk menyelesaikan pedoman bagi negara-negara bagian tentang pembukaan kembali negara."

Namun demikian, pernyataan Trump kini berubah. Menurut CNBC International, perubahan pernyataan itu nampaknya dipengaruhi oleh pernyataan beberapa ahli dan pejabat AS yang memprediksi bahwa AS bakal mengalami gelombang infeksi corona kedua dan lebih parah dari saat ini.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya beberapa ahli dan staf Gedung Putih mengakui bahwa AS kemungkinan masih akan berurusan dengan virus corona yang mematikan pada musim gugur dan musim dingin, dan hal itu akan lebih parah karena dihadapi berbarengan dengan dimulainya musim flu.

Bahkan prediksi ini sudah ditegaskan sendiri oleh Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Robert Redfield.

"Ada kemungkinan bahwa serangan virus pada bangsa kita pada musim dingin tahun depan sebenarnya akan lebih berat daripada yang baru saja kita lalui," kata Redfield kepada Washington Post dalam sebuah wawancara, Selasa.

"Kita akan mengalami epidemi flu dan epidemi virus corona pada saat yang bersamaan," tambahnya, sembari memperingatkan akan ancaman pada sistem kesehatan AS saat masa itu terjadi, mengutip The Star.

Tahun lalu sedikitnya 34.200 orang AS meninggal dan sekitar 35,5 juta orang jatuh sakit akibat flu, menurut CDC.

Sementara terkait kasus corona, AS masih menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak di dunia. Per Kamis pagi pukul 08:00, AS memiliki 880.204 kasus COVID-19. Dari total itu, sebanyak 49.845 meninggal dan 85.922 sembuh, menurut Worldometers.

[Gambas:Video CNBC]

(res/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3eSju5x

April 24, 2020 at 08:43AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Takut Kena Gelombang ke-2 Corona, Trump Perpanjang Shutdown?"

Post a Comment

Powered by Blogger.