Rupiah membuka perdagangan hari ini dengan melemah 0,13%, dan semakin besar hingga 0.52% di Rp 15.480/US$. Tetapi pada tengah hari, Mata Uang Garuda berhasil berbalik menguat 0,13% di Rp 15.380/US$ pada pukul 12:10 WIB.
PBoC hari ini memangkas suku bunga (loan prime rate/LPR) tenor 1 tahun menjadi 3,85% dari sebelumnya 4,05%, dan LPR tenor 5 tahun juga dipangkas menjadi 4,65% dari sebelumnya 4,75%.
Ini merupakan kali kedua PBoC memangkas LPR di tahun ini, tujuannya tentu saja untuk menambah likuiditas dan memacu perekonomian yang merosot akibat penyebaran penyakit virus corona (COVID-19).
Pemangkasan suku bunga PBoC terbukti mengangkat sentimen pelaku pasar hari ini. Roda perekonomian China diharapkan semakin berputar cepat, sehingga ekonominya bisa segera bangkit dari keterpurukan di kuartal I-2020 (berkontraksi 6,8%) lalu akibat penyebaran penyakit virus corona (COVID-19).
Ketika ekonomi China bangkit, maka akan menjadi awal yang bagus bagi perekonomian global saat pandemi COVID-19 berhasil dihentikan.
Rupiah yang sebelumnya melemah pun berbalik menguat akibat pemangkasan suku bunga PBoC.
Pergerakan tersebut sekali lagi membuktikan rupiah akan "mengerikan" bagi dolar AS jika sentimen pelaku pasar sedang membaik.
Dalam dua pekan terakhir, rupiah menunjukkan penguatan tajam, di pasar spot sebesar 6,1%, berkat membaiknya sentimen pelaku pasar setelah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) yang mulai melambat.
CNBC International melaporkan Italia dan Spanyol, mulai mencabut beberapa larangan pembatasan aktivitas warganya setelah jumlah kasus baru serta korban meninggal akibat COVID-19 terus menurun.
Tidak hanya itu, negara dengan nilai perekonomian terbesar di Benua Biru, Jerman, juga mempertimbangkan langkah-langkah secara bertahap menuju aktivitas normal.
AS, yang menjadi episentrum penyebaran COVID-19, juga mengalami pelambatan penyebaran.
Oleh karena itu, Presiden AS Donald Trump mulai berpikir untuk melonggarkan aturan pembatasan sosial (social distancing) dan karantina wilayah (lockdown) yang diberlakukan di banyak negara bagian. Pelonggaran itu akan dilakukan secara bertahap.
Tidak hanya itu, pasar juga dibuat ceria pada pekan lalu setelah raksasa farmasi AS, Gilead Science Inc., dilaporkan memiliki obat yang efektif melawan COVID-19.
CNBC International mengutip media STAT pada Jumat (17/4/2020) dini hari waktu Indonesia melaporkan rumah sakit di Chicago merawat pasien Covid-19 yang parah dengan obat antivirus remdesivir yang dalam uji coba klinis dan diawasi ketat. Hasilnya, pasien tersebut menunjukkan pemulihan yang cepat dari demam dan gangguan pernapasan.
Meski demikian masih perlu uji klinis lanjutan dari obat ini dengan sample yang lebih banyak dan metode yang lebih saintifik untuk benar-benar menguji efektivitas obat yang berpotensi jadi antivirus corona ini.
Membaiknya sentimen pelaku pasar tersebut sejalan dengan hasil survei 2 mingguan yang dirilis Reuters pada Kamis (16/4/2020) menunjukkan pelaku pasar mulai kembali "mencintai" rupiah. Hal tersebut tercermin dari menurunnya posisi jual (short) rupiah dari analis yang disurvei Reuters.
Hasil survei tersebut menunjukkan angka 0,86, turun jauh dari rilis sebelumnya 2 April sebesar 1,55, dan yang tertinggi pada survei yang dirilis 19 Maret sebesar 1,57.
Survei dari Reuters tersebut menggunakan rentang -3 sampai 3. Angka positif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) terhadap dolar AS dan jual (short) terhadap rupiah, begitu juga sebaliknya.
Semakin rendahnya angkat positif di hasil survei tersebut menunjukkan pelaku pasar semakin menurunkan posisi long dolar AS, yang berarti perlahan-lahan rupiah kembali diburu pelaku pasar.
Tidak hanya rupiah, mata uang utama Asia lainnya juga mengalami penurunan posisi short. Analis yang disurvei Reuters mengatakan turunnya posisi long dolar AS terhadap mata uang Asia sejalan dengan langkah bang sentral yang menyuntikkan likuiditas ke perekonomian sehingga menstabilkan pasar keuangan, kemudian adanya peluang pandemi COVID-19 sudah mencapai puncaknya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
https://ift.tt/3boN6oG
April 20, 2020 at 12:37PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PBoC Pangkas Suku Bunga, Rupiah Ikut Happy dan Berbalik Menguat"
Post a Comment