
Berdasarkan publikasi laporan keuangan Bank Mega pada hari ini, kenaikan laba bersih ini dikontribusikan oleh pendapatan bunga bersih (NII) senilai Rp 989,14 miliar, naik 9,7% dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 901,37 miliar. Sementara pendapatan operasional lainnya melesat 33,59% menjadi Rp 801,7 miliar, dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 600 miliar yang didukung oleh penjualan efek dan transaksi mata uang asing.
Bank yang menjadi bagian dari CT Corp ini mencatatkan pertumbuhan kredit 23,15% menjadi Rp 53,67 triliun pada Maret 2020, dibandingkan Maret 2019 senilai Rp 43,57 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) pada Maret 2020 tercatat melesat hampir 30% menjadi Rp 76,06 triliun, dibandingkan periode yang sama 2019 senilai Rp 58,96 triliun.
Meski kredit tumbuh tinggi, Bank Mega konsisten menjaga loan to deposit ratio (LDR) di kisaran 67,48%, lebih rendah dibandingkan Maret 2019 di level 71,31%. Selain itu, NPL gross bank BUKU 3 ini juga terjaga di level 1,55%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1,75%. Sementara Return of Aseet (ROA) tercatat naik menjadi 3,29%, dan Return of Equity (ROE) 17,57%.
Seluruh kinerja ini membuat Bank Mega berhasil meraih total aset Rp 99,26 triliun, naik 18,2% dibandingkan Maret 2019 dengan aset senilai Rp 83,97 triliun.
Sebelumnya, Bank Mega juga menebar dividen senilai Rp 1 triliun, atau 50% dari laba bersih 2019 sebesar Rp 2 triliun. Jumlah dividen yang dibagikan ini menjadi nilai terbesar sepanjang sejarah Bank Mega.
(dob/dob)https://ift.tt/2Knx2b9
April 22, 2020 at 09:35AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kuartal I-2020, Laba Bersih Bank Mega Melesat 38,4%"
Post a Comment