Menurut VP Head of Product Infovesta Utama, Edbert Suryajaya, gejolak yang terjadi di pasar modal akibat pandemi corona telah mendorong manajer investasi untuk melakukan perubahan strategi investasi, terutama di saham-saham defensif seperti konsumer.
"MI melakukan switching ke saham-saham berkapitalisasi besar, kedua yang sektor dianggap lebih tahan dari kondisi sekarang, seperti konsumsi," kata Edbert Suryajaya, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.
Hingga Senin (13/4/2020), pandemi Covid-19 sudah menjangkiti 1,84 juta orang di 185 negara dan menewaskan 114,185 orang. Sedangkan di Indonesia, jumlah positif terjangkit virus Corona sebanyak 4.241 orang dan menewaskan 373 orang. Ketidakpastian ini membuat pasar keuangan terpukul, termasuk bursa saham domestik yang sejak awal tahun ini terjerembab 26,38%.
Infovesta memperkirakan, hingga pengujung tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan akan ditutup pada level 5.800 - 6.000 poin, lebih rendah dari posisi penutupan pada akhir 2019 di level psikologis 6.300.
Adapun, mengenai proyeksi imbal hasil, kata Edbert, kondisinya masih sulit diprediksi, karena badai virus Corona belum juga mereda.
"Proyeksi return agak sulit, kapan ini akan selesai. Jumlah kasus masih bertambah, skenario kami IHSG di kisaran 5.800 - 6.000. Dibanding tahun lalu 6.300, harusnya masih turun, tapi tidak signifikan," katanya.
![]() |
(hps/hps)
https://ift.tt/39XEFiM
April 13, 2020 at 10:07AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Wabah Covid19 MI Incar Saham Big Caps, Valuasi Murah?"
Post a Comment