
Angka ini berasal dari total biaya pelatihan program Prakerja yang dianggarkan Rp 5,6 triliun. Bila dirata-ratakan, masing-masing plaftform akan mendapat Rp 700 miliar lalu dikurangi biaya pembuatan video program yang diperkirakan mencapai Rp 243 miliar.
"Jadi, keuntungan setiap platform mencapai Rp 457 miliar. Keuntungan yang dinikmati 8 platform untuk Kartu Prakerja adalah Rp 3,7 triliun," ujar Peneliti INDEF Nailul Huda, dalam konferensi pers, Rabu (23/4/2020).Nailul Huda menambahkan Kartu Prakerja tidak tepat sasaran karena masih tingginya kesenjangan digital di Indonesia. Hampir 40% tenaga kerja Indonesia berpendidikan rendah yang tak melek teknologi. Belum lagi 62% tenaga kerja ini generasi non milenial yang tak identik dengan digital.
Terkait tudingan Kartu Prakerja untungkan mitra startup, Project Management Office (PMO) Kartu Prakerja sudah pernah membantah tudingan tersebut. Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan kalau platform digital bukan yang mendapatkan uang justru lembaga pendidikan yang menyediakan pelatihannya yang dibayar.
"Yang menerima bantuan itu adalah para peserta. Peserta beli dari lembaga pelatihan bukan platform digital. Mereka tidak menerima satu sen pun dari pemerintah. Justru yang akan transaksi dengan peserta adalah cost provider," ungkap Panji,
"Di balik itu ada dunia usaha, dan lain-lain yang bisa dapatkan pemasukan dari pelatihan ini. Ketika orang lain tidak konsumsi, mereka bisa alihkan ke kartu prakerja di sektor pendidikan, sehingga bisa menyokong usaha umkm di bidang pendidikan. Kita perlu lihat konteks besar dan utamanya, tetap yang dapatkan manfaat adalah peserta," kata Panji.
(roy/roy)https://ift.tt/2VsIjx5
April 23, 2020 at 06:57AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "8 Startup Digital Bisa Untung Rp 3,7 T dari Kartu Prakerja?"
Post a Comment