Search

Nyangkut Triliun, Kenapa Jiwasraya-Asabri Beli Saham Bentjok?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus investasi dua asuransi BUMN, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero) kian terbuka lebar, khususnya berkaitan dengan portofolio saham apa saja yang dibeli dan akhirnya 'nyangkut. Bukan miliaran, tapi triliunan rupiah dana tersebut terjebak.

Penjelasan terkait portofolio lengkap milik Jiwasraya dan Asabri itu terungkap di ruang rapat Komisi VI DPR RI, pada Rabu kemarin (19/2/2020).

Direktur Utama Asabri, Sonny Widjaja, mengakui perseroan banyak menempatkan dana pada saham-saham milik perusahaan Heru Hidayat (HH) dan Benny Tjokrosaputra (Bentjok). Keduanya adalah dua dari enam tersangka kasus dugaan korupsi Jiwasraya yang tengah disidik Kejaksaan Agung (Kejagung).


Triliua Nyangkut, Kenapa Jiwasraya-Asabri Beli Saham BentjokFoto: CNBC Indonesia

Heru Hidayat adalah Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM), sementara Bentjok adalah Direktur Utama PT Hanson International Tbk (MYRX). Dua saham ini, bersama tiga saham lain sudah disuspensi atau dihentikan sementara perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait Jiwasraya. Tiga saham lain yakni PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), dan PT SMR Utama Tbk (SMRU).

"Paling besar punya HH sama BT. Underwriting saham negatif itu sejak 2010. Agresif tapi kondisi pasar nggak bagus jadi negatif dan penurunan nilai saham pesat," kata Sonny, Rabu kemarin.


Di depan Komisi VI DPR RI, Sonny juga memaparkan slide portofolio investasi untuk produk Tunjangan Hari Tua (THT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm) Asabri.

Dalam slide tersebut alokasi ke deposito sebanyak Rp 641 miliar atau 7,23%, lalu obligasi Rp 2,75 triliun sebesar 31,04%, reksa dana senilai Rp 4,08 triliun atau 46,03%, saham Rp 1,29 triliun atau 14,46%, DIRE senilai Rp 121 miliar atau 1,36%, KIK-EBA senilai Rp 27 miliar atau 0,3% dan DINFRA (dana infrastruktur) senilai Rp 75 miliar atau 0,58%.

Pada kesempatan yang sama, Sonny menjelaskan saat ini risk base capital (RBC) Asabri masih negatif. Pada 2019, rasio kecukupan modal berbasis risiko Asabri ini tercatat minus 571% dan sampai 2020 masih negatif, dengan kondisi liabilitas yang sama dan nilai aset yang menurun drastis.

"Perlu peningkatan aset Rp 7 triliun [agar] sampai 100% dan Rp 7,2 triliun agar [RBC] sampai 120% karena unreal loss tinggi sedang liabilitas lebih tinggi dari aset," jelas Sonny.

Hanya dalam rapat tersebut belum dijelaskan alasan utama kenapa Asabri menempatkan dana di saham-saham milik Heru dan Bentjok. Sebagai informasi, saham-saham tersebut memang sempat begitu aktif sebelum akhirnya jatuh ke level paling rendah Rp 50/saham.

Dalam kesempatan rapat sebelumnya di DPR, Sonny juga membeberkan alasan perusahaan agresif melakukan investasi terutama di instrumen pasar modal guna menutupi adanya negatif underwriting (seleksi risiko) yang dialami perusahaan asuransi milik pensiunan TNI/Polri/Kementerian Pertahanan ini.

"Catatan dari sini, kami laporkan Asabri mulai negatif underwriting, tidak mencukupi sehingga di-cover [ditutupi] dengan investasi, sementara investasi juga kesulitan menutup itu semua," kata
Sonny Widjaja, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI di Gedung DPR, Rabu (29/1/2020).

[Gambas:Video CNBC]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2vLEWa4

February 20, 2020 at 02:19PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Nyangkut Triliun, Kenapa Jiwasraya-Asabri Beli Saham Bentjok?"

Post a Comment

Powered by Blogger.