Search

Investor Fokus ke AS-India-China, Begini Arah Harga Obligasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi diprediksi akan bergerak bervariasi hari ini, Senin (24/2/2020), sehingga investor disarankan masih menunggu (wait & see) dengan potensi jual jika ada kenaikan harga.

"Kami merekomendasikan wait and see hari ini dengan potensi jual apabila pergerakan [harga] melebihi 75 bps," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya hari ini.

Dia memprediksi fokus utama di pasar adalah menjaga momen positif yang sudah terjadi pekan lalu, agar harga obligasi tetap terjaga positif dan terutama akan diwarnai oleh sentimen dari perundingan dagang Amerika Serikat (AS)-India dan stimulus bank sentral Negeri Panda yaitu Bank Rakyat China.


Bank Rakyat China juga menunjukkan sikap optimis terhadap dampak virus corona Wuhan (Covid-19) yang akan bersifat jangka pendek dan terbatas.Wakil Gubernur Bank Rakyat China, Chen Yulu, mengatakan bahwa China akan percaya diri akan mengalahkan epidemi yang terjadi dengan meyakini bahwa epidemi ini akan segera berakhir. Permintaan untuk konsumsi dan investasi juga akan sepenuhnya kembali dan ekonomi China akan pulih dengan cepat.

Maximilianus dan tim menilai bahwa pertumbuhan ekonomi China pada kuartal pertama mungkin akan menunjukkan perlambatan yang tajam, dengan kisaran mengalami penurunan menjadi sekitar 3%-4,5%, di mana akan lebih rendah dari kuartal sebelumnya 6%, laju terlemah dalam 30 tahun terakhir.

Sepekan lalu, pasar surat utang negara (SUN) mengalami penguatan harga tipis-tipis di mana mampu menekan tingkat imbal hasil (yield) seri acuan 10 tahun sebesar 3 bps. Sebanyak 100 bps setara dengan 1%.
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.068,89 triliun SBN, atau 38,14% dari total beredar Rp 2.802,28 triliun berdasarkan data per 19 Februari.Angka itu menunjukkan kepemilikan investor asing masih masuk ke pasar SUN senilai Rp 3,47 triliun sejak akhir pekan lalu, sedangkan sejak awal bulan masih defisit Rp 8,17 triliun.Sejak awal tahun ini, posisi investor asing masih positif Rp 7,03 triliun dibanding posisi akhir Desember 2019 Rp 1.061,86 triliun, sehingga persentasenya masih turun dari 38,57% pada periode yang sama.


TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

 

(irv/irv)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2VbZbIK

February 24, 2020 at 05:15PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Investor Fokus ke AS-India-China, Begini Arah Harga Obligasi"

Post a Comment

Powered by Blogger.