Mulai 31 Agustus 2020, perusahaan China TCL Communication akan menghentikan penjualan smartphone BlackBerry. Hal ini diumumkan langsung oleh Blackberry melalui akun twitter resminya.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada TCL Communication dan tim mereka untuk partnership yang sukses dalam beberapa tahun terakhir. Bersama kita telah memproduksi sesuatu yang hebat. Banyak terima kasih adan apresiasi ke komunitas BlackBerry untuk terus mendukung kami," ujar BlackBerry, seperti dilansir Selasa (4/2/2020).
Kabar ini pun secara tidak langsung melengkapi kisah terpuruknya Blackberry dari tahun ke tahun. Padahal Balckberry dengan aplikasi pesan singkatnya yaitu BBM pernah sempat jaya di awal tahun 2000-an
Dilansir dari Business Insider, (4/2/2020), berawal pada tahun 1984, dua mahasiswa teknik di Kanada, Mike Lazaridis dan Douglas Fregin, membentuk Research in Motion (RIM), yang nantinya berganti nama menjadi Blackberry Limited.
Perusahaan ini sebagian besar berkecimpung dalam proyek-proyek acak seperti membuat sistem LED untuk GM, jaringan lokal untuk IBM, dan bahkan sistem pengeditan film yang memenangkan Oscar pada tahun 1998.
Lanjut pada tahun 1989, perusahaan telepon Kanada Rogers mengontrak RIM untuk bekerja membuat jaringan Mobitex-nya, sebuah sistem yang dirancang khusus untuk pengiriman pesan, yang menjadikan RIM sebagai pakar awal dalam aplikasi pesan singkat.
Maju ke tahun 1996, ketika RIM membuat pager dua arah pertamanya. Dan selama beberapa tahun ke depan, perusahaan terus mengembangkan desain itu secara bertahap menambahkan fitur seperti layar warna, WiFi, pesan instan, dan penelusuran web.
Akhirnya pada tahun 2002, perusahaan meluncurkan BlackBerry 5810, perangkat ponsel pertama dari RIM yang mendukung jaringan nirkabel GSM dan GPRS. Ponsel ini ditujukan ke segmen korporasi. Lanjut pada tahun 2006, RIM menambahkan teknologi trackball sehingga pengguna dapat menggulir layar.
Hingga pada tahun 2008, Blackberry meluncurkan ponsel dengan layar sentuh pertama, Blackberry Storm dan ditahun yang sama mendapat keuntungan besar diperkirakan sebanyak 49 juta pound sterling
Bahkan BlackBerry pernah dinilai sebagai rajanya smartphone, karena berhasil menjual lebih dari 50 juta unit pada puncaknya pada 2011. Pada suatu waktu, BlackBerry pun mampu menguasai 50% pasar smartphone di Amerika Serikat dan 20% secara global. Sayangnya permintaan menurun dengan cepat dan Blackberry makin terpuruk pada tahun 2016.
Kesuksesan yang terus didapati BlackBerry, membuat ia cepat berpuas diri. Manajemen ogah menanggapi serius kehadiran iPhone dan android serta beralihnya industri seluler ke tampilan layar sentuh, seperti dikutip the Verge, Jumat (4/2/2020).
Ternyata keputusan ini salah. Perubahan teknologi ke layar sentuh dan kehadiran android terutama, membuat BlackBerry mulai ditinggalkan. Banyak para developer mengembangkan layanan pesan instan di Android yang bersifat terbuka ketimbang di BlackBerry.
Pada kurun waktu 2013-2015, Blackberry terus melakukan pengurangan pegawai di tengah kesulitan bersaing dengan Android dan iOS. BB memutuskan untuk fokus pada bisnis software untuk perusahaan.
Salah satu yang fenomenal adalah WhatsApp. Dengan cepat layanan pesan instan ini dipakai banyak orang karena pengguna bisa berkomunikasi dengan pengguna ponsel bermerek lain.
BlackBerry memang menyadari kesalahannya. Manajemen akhirnya meluncurkan BBM versi android. Namun, hal ini ternyata sudah terlambat. Strategi menutup diri yang diterapkan sebelumnya telah memberikan jalan bagi layanan pesan instan lainnya untuk tumbuh dengan cepat.
(roy/roy)
https://ift.tt/2tA6te0
February 05, 2020 at 05:07PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BlackBerry: Ponsel Sejuta Umat yang Kini Terancam Dimatikan"
Post a Comment