Jakarta, CNBC Indonesia - Aliran investasi asing di pasar global (foreign direct investment/FDI) sepanjang tahun lalu turun di seluruh dunia. Hal itu karena terjadinya divestasi besar-besaran di Hong Kong dan berkurangnya aliran modal ke Inggris akibat ketidakpastian keluarnya negeri itu dari Uni Eropa atau Brexit.
Berdasarkan laporan UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development), organ utama PBB yang mengurusi Perdagangan dan Pembangunan, mengungkapkan nilai FDI global bisa meningkat pada tahun 2020 dengan pertumbuhan moderat karena ketegangan perdagangan antara China dan AS mulai mereda.
Hanya saja ketidakpastian geopolitik dan tekanan proteksionis dagang sepertinya bergerak tidak sesuai harapan. Pada 2019, aliran FDI global diperkirakan mencapai US$ 1,39 triliun, turun 1% dari US$ 1,41 triliun yang direvisi pada 2018.
FDI, yang mencakup nilai merger dan akuisisi lintas batas (M&A), pinjaman dan investasi intra-perusahaan, menjadi penopang ekspansi bisnis di era globalisasi dan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Investasi yang masuk ke Hong Kong, pusat keuangan Asia yang dilanda kerusuhan politik itu, hampir berkurang separuhnya menjadi US$ 55 miliar atau Rp 770 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).
"Di Hong Kong ada divestasi US$ 48 miliar [pelepasan investasi] dalam hal ekuitas [saham]," kata James Zhan, Direktur Senior Investasi dan Perusahaan UNCTAD, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/1/2020).
![]() |
Dia mencatat bahwa berkurangnya FDI ke kota administratif China yang merupakan bekas jajahan Inggris itu juga dipengaruhi oleh ketegangan perdagangan Sino-AS (AS-China).
Selain itu, persoalan lain yang membebani Hong Kong di antaranya persaingan dari Shanghai dan Shenzhen di China daratan serta Singapura untuk menarik FDI dari investor kelas atas misalnya dalam hal persaingan menjadi pusat bisnis regional dan litbang perusahaan multinasional.
"Ekonomi Hong Kong adalah ekonomi yang solid. Untuk jangka panjang, ini menarik untuk investasi internasional," kata Zhan.
![]() |
Tahun lalu Inggris dilanda oleh ketidakpastian atas hasil Brexit, mengakibatkan aliran FDI menyusut sebesar 6% menjadi sekitar US$ 61 miliar atau Rp 854 triliun, menurut laporan itu.
Aliran FDI ke ekonomi maju juga turun 6% tahun lalu menjadi sekitar US$ 643 miliar atau Rp 9.002 triliun, dan tetap pada tingkat yang secara historis rendah.
FDI ke UE secara keseluruhan turun 15% menjadi US$ 305 miliar, karena beberapa negara mengalami "volatilitas yang kuat", katanya.
Sementara itu, Uni Eropa dan beberapa negara anggota telah memperketat penyaringan masuknya FDI mereka, terutama karena "masalah keamanan nasional", kata Zhan, dan ini dapat menghalangi beberapa FDI khususnya dalam sektor teknologi.
Arus modal ke Amerika Serikat, penerima FDI terbesar di seluruh dunia, stabil pada angka US$ 251 miliar. Laporan itu mengatakan dampak reformasi pajak AS tahun 2017 yang mengurangi aliran FDI luar AS tampaknya telah surut.
Aliran FDI ke negara-negara berkembang tetap stabil di sekitar US$ 694 miliar, dipimpin oleh China dengan US$ 140 miliar.
(tas/tas)https://ift.tt/38ruliK
January 21, 2020 at 05:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "UNCTAD: FDI Global Turun, Eropa Ambles, Hong Kong Jeblok!"
Post a Comment