Search

Trump Bikin Hoax Soal Tarif Impor, Rupiah Akhirnya Runtuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) setelah menguat tajam sejak pekan lalu hingga menyentuh level terkuat sejak bulan Februari 2018.

Pada pukul 9:30 WIB, rupiah melemah 0,33% ke level Rp 13.710/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di waktu yang sama, rupiah melemah 0,26% melawan dolar Singapura ke level Rp 10.170,62/SG$, dan melemah 0,3% melawan dolar Australia ke level Rp 9.457,16/AU$.

Baik dolar Singapura dan dolar Australia pada perdagangan Selasa kemarin dibuat melemah oleh rupiah. Mata uang Negeri Merlion berada di level penutupan terlemah sejak Januari 2018, dan dalam lima hari terakhir melemah sekitar 1,4%.


Sementara mata uang Negeri Kanguru berada di level penutupan terlemah sejak Agustus 2013.

Penguatan tajam rupiah dalam beberapa hari terakhir tentunya menggoda sebagian pelaku pasar untuk mencairkan cuan, sehingga memicu aksi ambil untung (profit taking) di pasar. Dampaknya, rupiah mengalami tekanan.

Tekanan bagi rupiah tersebut diperparah dengan kabar terbaru yang menyebutkan jika AS tidak akan menurunkan bea importasi produk China dalam waktu dekat.

Sehari sebelum penandatanganan kesepakatan dagang AS-China, Bloomberg News melaporkan jika AS baru akan meninjau kembali dan menghilangkan bea importasi paling tidak 10 bulan ke depan.

Departermen Keuangan AS juga menegaskan hal tersebut, memang benar.

"Tidak ada kesepakatan untuk pengurangan tarif di masa depan. Setiap rumor yang bertentangan adalah palsu," kata Departemen Keuangan dan kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) dalam sebuah pernyataan bersama, Selasa (14/1/2020), sebagaimana dilaporkan AFP.

Kabar terbaru tersebut tentunya membuat sentimen pelaku pasar memburuk, sebabnya Presiden AS, Donald Trump, pada bulan September lalu menyatakan akan menurunkan bea importasi sebagai bagian dari kesepakatan dagang fase I dengan China.

Presiden Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

Sementara dari pihak China, Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.

Sejauh ini belum ada komentar dari China terkait pernyataan dari AS Selasa kemari. Pelaku pasar dibuat berdebar-debar, apakah kesepakatan dagang pada akhirnya akan diteken hari Rabu waktu Washington.

Jika pada akhirnya diteken, detail dari kesepakatan dagang tersebut akan menjadi perhatian utama pelaku pasar, apakah mampu untuk membangkitkan perekonomian global yang sedang melambat atau tidak. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/3afDRY3

January 15, 2020 at 05:02PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Trump Bikin Hoax Soal Tarif Impor, Rupiah Akhirnya Runtuh"

Post a Comment

Powered by Blogger.