Search

Penjualan Batu Bara Bumi Tembus 88 Metrik Ton di 2019

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menyatakan kondisi global dan dalam negeri masih mendukung industri batu bara.

Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan angka Penjualan yang serupa diharapkan tercapai pada Desember sehingga kuartal IV-2019, dengan begitu total penjualan sekitar 25 metrik ton, dan mencapai total 88 metrik ton pada tahun ini. Jumlah ini naik 10% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya sebanyak 80 metrik ton.

Dari sisi operasional, harga yang direalisasi tetap lebih rendah pada November dibandingkan dengan kuartal III-2019. Kaltim Prima Coal mencapai harga rata-rata US$ 50 per ton, sementara Arutmin dalam kisaran yang lebih rendah US$ 40 per ton.


Harga yang direalisasikan secara keseluruhan untuk kuartal IV-2019 diharapkan berada pada sekitar US$ 53 per ton untuk KPC dan US$ 41 per ton untuk Arutmin. Total penjualan untuk November mencapai 8,6 metrik ton, dengan penjualan 3,1 metrik ton untuk Arutmin dan 5,5 metrik ton di KPC.
Produksi batubara BUMI diperkirakan pada 24 metrik ton di kuartal IV, oleh karena itu melihat pengurangan Inventaris sebesar 1 metrik ton dari kuartal III hingga sekitar 4 metrik ton pada akhir Desember.

Biaya tunai produksi untuk KPC adalah antara US$ 36-37 per ton di kuartal IV, dan di Arutmin stabil di antaranya US$ 30-31 per ton sesuai dengan harapan karena penjualan batubara bermutu tinggi meningkat.

"Kami telah berhasil mempertahankan piutang PLN di bawah 90 hari di bulan November yakni US$ 4,6 juta dan US$ 0,5 juta untuk KPC dan Arutmin masing-masing, lebih dari 90 hari," kata Dilep dalam keterangan resminya, Kamis (02/01/2020).

Sepanjang 2019, dengan kemungkinan permintaan pajak musiman yang dibuat pada akhir tahun dan pada kuartal I, BUMI telah membatasi jumlah dana yang dibagikan dari KPC dan Arutmin.

"Saat ini kami mengharapkan total sekitar US$ 20 juta yang dibagikan dan antara US$ 5-10 juta principle repayment," katanya.

Saldo kas di perusahaan mencapai US$ 178 juta pada bulan September dan telah meningkat menjadi hampir US$ 200 juta pada November (sebelum pembayaran pajak) pada akhir tahun Desember.

"Kami mengharapkan pembayaran normal / di atas normal kembali pada bulan April 2020," lanjut Dileep.

Dari situasi global hal ini didukung terutama dengan permintaan China terhadap batu bara Australia dengan kualitas 5500NAR tetap konsisten. Berdasarkan harga Richards Bay (RB1) harga batu bara kuat di November dan ada sejumlah permintaan dari konsumen di India terhadap high ash cargoes (kargo abu tinggi).

Harga RB1 berada pada level tertinggi 11 bulan pada US$ 95,50 per ton untuk pengiriman Desember karena permintaan dari India meningkat karena produksi India masih menderita akibat hujan.


Sementara untuk kondisi dalam negeri ESDM mengonfirmasi untuk PLN harga September 2019 harga HBA US$ 70 sebagai harga dengan harga HBA rata-rata Juni-Agustus berada di atas US$ 70 (US$ 74,20). Harga PLN untuk Oktober-19 Desember akan menggunakan HBA US$ 69,08 sebagai harga rata-rata tertimbang HBA untuk Juli-September jatuh di bawah Batas HBA US$ 70.

Dengan adanya resesi parlemen pada pertengahan Desember tidak ada progres material, namun Dilep mengharapkan bisa ada hal positif pada Januari 2020.

(dob/dob)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2ZKITXj

January 02, 2020 at 07:00PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penjualan Batu Bara Bumi Tembus 88 Metrik Ton di 2019"

Post a Comment

Powered by Blogger.