
Paparan itu disampaikan Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (2/4/2020).
"Estimasi jumlah kasus di Maret 1.577 masukan BIN. Ini relatif akurat. Estimasi akhir April 27.300. Puncaknya pada akhir Juni dan akhir Juli," katanya seperti dikutip detik.com, Jumat (3/4/2020).
Berikut ini estimasi jumlah kasus positif Covid-19 sebagaimana pemodelan BIN:
- Estimasi jumlah kasus di akhir Maret 1.577 kasus (realita 1.528, akurasi prediksi 99 persen)
- Estimasi jumlah kasus di akhir April 27.307 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Mei 95.451 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juni 105.765 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juli 106.287 kasus.
Disebutkan juga, terdapat 50 dari 100 kabupaten/kota memiliki risiko tertinggi dengan 49 persen. Beberapa di antara 50 kabupaten/kota itu berada di Pulau Jawa.
Setidaknya 10 provinsi yang mengalami kekurangan fasilitas kesehatan dalam penanggulangan Covid-19, yaitu Jawa Barat, DIY, Sulawesi Selatan, Bali, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, NAD, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Kekurangan faskes ini termasuk SDM tenaga kesehatan, ruang isolasi tidak memadai, dan APD
(miq/miq)
https://ift.tt/2wOSAKD
April 03, 2020 at 10:04AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kapan Puncak Covid-19 di Indonesia? Ini Penjelasan Bos BNPB"
Post a Comment