"Awal semester II ya, kan libur nanti Juni setengah bulan kita libur," kata Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo di Gedung DPR RI, Selasa (21/5/2019).
Saat ini, pemerintah tengah menggodok pembentukan perusahaan holding di bidang penerbangan. Pemerintah tengah melakukan kajian dengan menggunakan konsultan asing yakni PT PricewaterhouseCooper Consulting Indonesia (PwC).
PT Survai Udara Penas (Penas) akan menjadi induk usaha dari holding BUMN sektor penerbangan tersebut.
Gatot menambahkan saat ini proses pengkajian masih belum rampung. Hasil kajian masih belum matang karena belum dibicarakan bersama regulator lain.
"Semester I kita harapkan tapi ini masih kita kaji, masih kita matangkan dulu. Kita bicarakan dengan regulator dulu. Kita mundurin sedikit tapi biar lebih matang," ucapnya.
Namun, Gatot enggan menyebut lebih rinci soal sistem pembagian dividen perusahaan BUMN bidang penerbangan ke depannya bila menggunakan mekanisme perusahaan holding penerbangan. Mengenai hal itu akan ada pertimbangan secara khusus.
"Soal dividen kan 2 hal yang berbeda. Target pemerintah kan untuk dividennya berbeda lagi. Nanti kita pertimbangkan secara khusus," ungkapnya.
PT Survai Udara Penas (Penas) disebut-sebut akan menjadi induk usaha dari holding BUMN sektor penerbangan tersebut. Penas merupakan salah satu BUMN yang lahir pada 31 Mei 1961.
Adapun daftar perusahaan yang akan tergabung ke dalam holding BUMN Penerbangan di antaranya adalah:
1. PT Survai Udara Penas (Penas)
2. PT Angkasa Pura I (AP I)
3. PT Angkasa Pura II (AP II)
4. PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda)
5. PT Pelita Air Services (Pelita Air)
6. Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav)
(dob)
http://bit.ly/2w82XFk
May 22, 2019 at 03:48AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Molor dari Jadwal, Kajian Holding Penerbangan Belum Rampung"
Post a Comment