Selain karena rawan uang palsu, menukar uang tidak di lokasi resmi menimbulkan beberapa risiko lain. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menjelaskan keamanan adalah risiko nomor satu bila menukar uang sembarangan. Lokasinya yang berada di pinggir jalan dapat menimbulkan risiko perampasan atau penjambretan.
"Bayangkan begitu terlihat di pinggir jalan. [Bagaimana kalau] dari belakang diambil. Dilihat dari keamanan fisiknya, di pinggir jalan (ada) mobil berjalan cepat sehingga ada risiko keamanan," kata Maya dalam kunjungan ke posko mudik BI bertajuk Fitrah Bersama Rupiah di rest area KM57, Rabu (29/5/2019).
Selain itu, ada potensi uang yang diedarkan merupakan uang palsu. Baik seluruhnya palsu atau diselipkan uang palsu di dalamnya. Maya menambahkan, dari sisi kebenaran jumlah uang juga patut dipertanyakan.
Foto: infografis/ Titik layanan penukaran uang di jalur mudik/ Aristya Rahadian Krisabella
|
"Uang itu asli atau palsu? Atau di antara tumpukan itu ada disisipkan. Jumlahnya apakah betul?" tutur Maya.
Selain itu menukar sejumlah uang juga menambah biaya. Sebab, para pemberi jasa tukar uang itu tentu ingin mendapat keuntungan.
"Tentu saja berbayar. Kalau kepepet risiko ditanggung Anda. Tidak bisa komplain," imbuhnya.
Sebanyak Rp 160 triliun uang tunai beredar di masyarakat selama Ramadan, menurut data bank sentral. BI sebelumnya telah menyiapkan Rp 217,1 triliun untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat akan uang tunai di masa Ramadan dan Lebaran tahun ini.
Perputaran uang tunai masih terpusat di Pulau Jawa senilai Rp 84 triliun. Angka tersebut minus distribusi Kantor Pusat (KP) dan kantor BI di Jabodetabek. Untuk Jabodetabek, BI menyiapkan Rp 41 triliun. (prm)
http://bit.ly/30Ni5pz
May 29, 2019 at 08:50PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hati-hati, Ini Risiko Tukar Uang Sembarangan di Pinggir Jalan"
Post a Comment