Pada perdagangan Kamis (29/5/2019) pukul 10:40 WIB, harga minyak jenis Brent menguat 0,27% ke level US$ 69.64/barel, sedangkan harga minyak jenis light sweet (WTI) melesat 0,56% menjadi US$ 59,14/barel.
Data dari American Petroleum Institute menunjukkan persediaan minyak Negeri Paman Sam turun 5,3 juta barel ke level 474,4 juta barel minggu lalu. Penurunan tersebut jauh melebihi konsensus dari Reuters yang memproyeksi penurunan hanya 900 ribu barel.
Tapi pelaku pasar sejatinya masih menunggu data resmi dari Administrasi Informasi Energy (Energy Information Administration/EIA) yang akan dirilis pada hari ini pukul 10:00 WIB.
Pada dasarnya harga minyak mentah dunia memang sangat bergantung pada jumlah pasokan.
Seperti yang diketahui organisasi minyak dunia (OPEC), Rusia, dan produsen lainnya sepakat untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) mulai Januari selama enam bulan ke depan untuk mendorong harga minyak dunia.
Terlebih lagi, ekspor minyak mentah Iran juga tercatat turun menjadi 400 ribu bph, dimana angka tersebut kurang dari setengah ekspor Negeri Persia bulan April, dilansir Reuters.
Dikarenakan keterbatasan pasokan, sepanjang tahun berjalan (YTD) harga minyak dunia menguat sekitar 30%, baik itu untuk jenis Brent (+29,44% YTD). atau pun Light Sweet (+30,24% YTD).
Lebih lanjut, beberapa analis memperkirakan bahwa pertemuan OPEC dan sekutunya bulan depan di Wina kemungkinan besar akan memutuskan untuk memperpanjang periode pemotongan pasokan minyak dunia. Pasalnya, Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan bahwa dirinya yakin pada semester II-2019, OPEC masih akan terus mengurangi pasokan secara bertahap.
Akan tetapi, Wakil Perdana Menteri Rusia Anton Siluanov menyampaikan Moskow akan mempertimbangkan rencana untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak.
"Ada banyak argumen yang mendukung dan menentang perpanjangan (pemangkasan produksi minyak)," kata Siluanov di sela-sela konferensi di Kazakhstan, mengutip Reuters.
"Tentu saja, kami membutuhkan stabilitas harga dan prediksi, ini bagus," katanya. "Tapi kami melihat bahwa semua kesepakatan dengan OPEC ini menyebabkan mitra Amerika kami meningkatkan produksi minyak serpih dan menjangkau pasar baru."
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)
http://bit.ly/2wsC7aS
May 30, 2019 at 11:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Persediaan AS Diprediksi Anjlok, Harga Minyak Kembali Melesat"
Post a Comment