Perang dagang AS-China yang masih panas menjadi faktor yang memantik aksi jual di bursa saham China dan Hong Kong. China kini semakin galak dalam menghadapi segala trik yang diambil AS dalam upayanya memenangkan perang dagang, seperti membatasi ruang gerak Huawei di AS.
China dengan tegas menyatakan siap jika harus menjalankan perang dagang dengan Negeri Adidaya.
"Kami menolak perang dagang, tetapi kami tidak takut untuk berperang. Provokasi yang dilakukan AS nyata-nyata adalah sebuah terorisme ekonomi, chauvinisme ekonomi, dan penindasan ekonomi," tegas Zhang Hanhui, Wakil Menteri Luar Negeri China, mengutip Reuters.
Kemudian, China juga kini diduga memiliki rencana baru dalam menghadapi AS. Seorang pejabat pemerintahan China memberikan pernyataan yang mengindikasikan bahwa China dapat menggunakan dominasinya atas kepemilikan tanah jarang (rare earth) sebagai senjata dalam melawan AS, dilansir dari CNBC International. Sebagai informasi, tanah jarang merupakan komponen yang sangat penting dalam membuat berbagai macam produk, salah satunya baterai.
"AS, jangan meremehkan serangan balasan China. Apakah rare earth menjadi senjata bagi China untuk balik menekan AS? Jawabannya tentu bukan sebuah misteri. Jangan bilang kami tidak memperingatkan Anda!" tulis tajuk People's Daily, harian terbitan Partai Komunis China.
Jika perang dagang justru menjadi semakin tereskalasi nantinya, tentu tekanan terhadap perekonomian China akan semakin besar. Pada pagi hari ini, Manufacturing PMI periode Mei 2019 versi resmi pemerintah China diumumkan di level 49,4, lebih rendah dari capaian bulan April yang sebesar 50,1.
Capaian pada bulan Mei juga lebih rendah ketimbang konsensus yang sebesar 49,9, dilansir dari Trading Economics.
Sebagai informasi, angka di bawah 50 menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur mengalami kontraksi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
http://bit.ly/2WBdVBZ
May 31, 2019 at 03:54PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang Masih Panas, Indeks Shanghai Dibuka Melemah"
Post a Comment