Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan antara Washington dan Beijing semakin bergeser ke teknologi.
AS menempatkan Huawei dalam daftar hitam yang membatasi perusahaan-perusahaan Amerika melakukan bisnis dengan raksasa teknologi China itu pada awal bulan ini. Langkah itu disebut-sebut membuat China mempertimbangkan untuk membatasi ekspor tanah jarang, yang merupakan bahan penting dalam produksi hal-hal seperti iPhone dan kendaraan listrik, ke Amerika.
"Perang teknologi tidak akan berakhir," kata Alastair Newton, direktur Alavan Business Advisory dan mantan diplomat Inggris, dalam program "Squawk Box" CNBC International, Rabu (29/05/2019).
Foto: Infografis/Perang Dagang/Edward Ricardo
|
Ia mengatakan dirinya tidak akan terkejut jika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, yang akan bertemu pada KTT G-20 di Jepang pada akhir Juni nanti, menyepakati perjanjian yang mungkin dapat dirampungkan pada Oktober.
"Teknologi adalah tempat di mana pertempuran ini akan berlanjut, bahkan jika kita telah mendapatkan kesepakatan perdagangan barang-barang bilateral," tambahnya.
Menurut prediksi Newton, kesepakatan AS-China juga tidak akan meredakan ketegangan di sektor perdagangan, karena Trump dapat mengalihkan perhatiannya ke Eropa dan melakukan pertarungan bea impor di sana. (prm)
http://bit.ly/2I6e5YL
May 29, 2019 at 08:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Perang Dagang AS-China Bisa Selesai, Perang Teknologi Tidak"
Post a Comment