IHSG melejit kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona merah. Untuk informasi, indeks Nikkei anjlok 1,21%, indeks Hang Seng melemah 0,57%, indeks Straits Times terkoreksi 0,34%, dan indeks Kospi jeblok 1,25%.
Sebelum perdagangan akhir pekan ini, Jumat (31/5/2019) dibuka, ada baiknya kembali mencermati aksi dan peristiwa emiten sebagaimana dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebagai berikut.
1. CA Capital Siap Borong Saham Panin Milik ANZ
Konsorsium investor yang dipimpin CA Capital dikabarkan akan membeli saham PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau PaninBank. Salah seorang investment banker yang menjadi sumber CNBC Indonesia yang tak bersedia disebutkan namanya, menyampaikan hal tersebut secara langsung.
CA Capital dikabarkan akan membeli saham PNBN pada harga saham kisaran price to book value 1,1x. Ini merupakan bagian dari rencana divestasi saham PaninBank oleh ANZ Group.
Pada September lalu, seperti yang diberitakan Bloomberg, ANZ sudah menunjuk Morgan Stanley sebagai penasihat untuk melepas kepemilikan saham PaninBank.
Namun hingga saat ini belum jelas siapa yang akan menjadi pembeli 38,82% saham ANZ Group di Bank Panin yang tercatat atas nama Votraint No 1033 PTY Ltd. "CA Capital itu konsorsium beberapa investor tapi di orang-orangnya merupakan investment banker dari Grup Djarum," kata sumber.
2. Garap Film Gundala, VIVA Rogoh Dana Rp 30 M Lebih
Emiten media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) milik keluarga Bakrie, mendiversifikasi usahanya ke bisnis film dengan menggandeng BumiLangit Studios, perusahaan yang telah mengumpulkan lebih dari 1.000 karakter superheroes lokal. Strategi itu dilakukan perseroan agar tidak hanya mengandalkan pendapatan dari bisnis televisi free to air (FTA) yang saat ini masih dominan.
Direktur Visi Media Asia Neil Ricardo Tobing mengatakan perseroan berinvestasi melalui anak usahanya, Bakrie Global Ventura. Sayangnya, Neil Enggan menyebut berapa nilai investasinya.
"Investasinya cukup signifikan, ada beberapa investor yang garap bisnis ini, Gundala dan tentunya akan ada series superheroes yang muncul di awal tahun dan pertengahan tahun depan," kata Neil Ricardo Tobing, saat paparan publik di Menara Bakrie, Selasa (29/5/2019).
Namun Ricardo menyebutkan, investasi yang digelontorkan untuk menggarap film Gundala, yang bakal diluncurkan pada Agustus mendatang, mencapai di atas Rp 30 miliar. Bahkan, ia menyebut film tersebut menjadi salah satu film lokal dengan biaya produksi paling mahal di Indonesia.
3. Yusuf Mansur & Adhi Commuter Bangun Proyek TOD Rp 1,5 T
PT Adhi Commuter Properti (ACP)yang mengkhususkan dirinya sebagai pengembang kawasan transit-oriented development (TOD) bakal menambah portofolionya di wilayah Sentul, Bogor. Kawasan TOD ini akan dibangun di atas tanah milik perusahaan dan ustaz kondang Yusuf Mansur dengan total nilai investasi Rp 1,5 triliun.
Direktur Keuangan ACP Mochammad Yusuf mengatakan TOD baru ini akan dibangun berdekatan dengan transportasi light rail transit (LRT) tahap 2. Proyek ini direncanakan akan mulai digarap pada awal 2020 dan ditargetkan rampung seluruhnya pada 2029.
"Konsepnya mixed use, ada empat tower apartemen dan satu hotel dan juga akan ada kawasan penunjang lainnya. Satu tower akan mulai dibangun tahun depan, pembangunannya dua tahun sehingga lima tower bisa selesai 10 tahun," kata Yusuf kepada CNBC Indonesia, Rabu (29/5/2019).
4. Laba AirAsia Anjlok Jadi Rp 329 M di Kuartal I-2019
Maskapai berbiaya rendah asal Malaysia, AirAsia Group Bhd, mengumumkan membukukan laba bersih 96,09 juta ringgit (Rp 329 miliar) di kuartal pertama tahun ini.
Perusahaan juga membuat keputusan mengejutkan dengan membagikan dividen spesial senilai 90 sen ringgit (Rp 3.000) per saham. Raihan laba bersih tersebut lebih rendah dari 1,14 miliar ringgit pada periode yang sama tahun lalu.
"Pendapatan grup untuk kuartal saat ini mencatat laba bersih sebelum pajak (NPBT) sebesar 214,3 juta ringgit yang termasuk keuntungan selisih kurs 92 juta ringgit," kata perusahaan, dilansir dari The Star, Rabu (30/5/2019).
AirAsia Group mengumumkan total pendapatan grup tumbuh 9% menjadi 2,78 miliar ringgit dari 2,55 miliar ringgit setahun yang lalu karena peningkatan jumlah penumpang sebesar 18% dan kenaikan tingkat keterisian (load factor) dari 87% menjadi 88%. (prm)
http://bit.ly/2XfbCBP
May 31, 2019 at 03:05PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "CA Capital Siap Borong Saham Panin, Laba AirAsia Anjlok"
Post a Comment