Search

Sebulan, Investor Asing Tinggalkan Pasar SUN Rp 10 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana investor asing yang tercatat sudah keluar dari pasar SUN rupiah sudah menembus Rp 10,37 triliun sejak akhir April, seiring dengan tekanan beruntun yang masih terjadi dari perang dagang China-AS di pasar global. Data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 952,2 triliun SBN, atau 38,33% dari total beredar Rp 2.484 triliun berdasarkan data per 20 Mei.  Angka kepemilikannya masih positif Rp 58,95 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Koreksi yang terjadi terjadi kembali lagi hari ini di tengah kecemasan terhadap perang dagang di sisi global dan pilpres dari domestik yang berkepanjangan. Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara berkembang yang lain.  Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 2,5 basis poin (bps) menjadi 8,6%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Yield Obligasi Negara Acuan 21 Mei'19  
Seri Jatuh tempo Yield 20 Mei'19 (%) Yield 21 Mei'19 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 21 Mei'19
FR0077 5 tahun 7.566 7.581 1.50 7.548
FR0078 10 tahun 8.091 8.089 -0.20 8.0794
FR0068 15 tahun 8.579 8.604 2.50 8.5288
FR0079 20 tahun 8.621 8.642 2.10 8.6561
Avg movement 1.47
Sumber: Refinitiv  Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.  Indeks tersebut turun 0,26 poin (0,11%) menjadi 242,71 dari posisi kemarin 242,98. Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 567 bps, menyempit dari posisi kemarin 568 bps.  Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,41% dari posisi kemarin 2,39%. Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini inversi yang terjadi pada tenor 3 bulan-10 tahun yang kembali muncul dalam sepekan terakhir mulai mengilang seiring dengan kenaikan yield dan pelemahan harga akibat pelepasan SUN AS tersebut di pasar. Inversi kedua tenor tersebut adalah indikator yang lebih menegaskan kembali bahwa potensi resesi AS semakin dekat dibanding seri lain. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.   

Yield US Treasury Acuan 21 Mei'2019

Seri Benchmark Yield 20 Mei'19 (%) Yield 21 Mei'19 (%) Selisih (Inversi) Satuan Inversi
UST BILL 2019 3 Bulan 2.382 2.387 3 bulan-5 tahun 17.7
UST 2020 2 Tahun 2.223 2.229 2 tahun-5 tahun 1.9
UST 2021 3 Tahun 2.174 2.179 3 tahun-5 tahun -3.1
UST 2023 5 Tahun 2.203 2.21 3 bulan-10 tahun -3.1
UST 2028 10 Tahun 2.414 2.418 2 tahun-10 tahun -18.9
Sumber: Refinitiv  Koreksi di pasar SUN hari ini tidak seperti yang terjadi di pasar ekuitas yang masih menguat 0,75%. Dari pasar surat utang negara berkembang, koreksi terjadi secara luas dan penguatan hanya terjadi di Brasil, India, Filipina, dan Afsel. Di negara maju, tidak ada pasar utama yang menguat. Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang  
Negara Yield 20 Mei'19 (%) Yield 21 Mei'19 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 9.1 9.01 -9.00
China 3.298 3.308 1.00
Jerman -0.088 -0.08 0.80
Perancis 0.313 0.318 0.50
Inggris 1.056 1.062 0.60
India 7.362 7.309 -5.30
Jepang -0.05 -0.043 0.70
Malaysia 3.801 3.819 1.80
Filipina 5.848 5.84 -0.80
Rusia 8 8.04 4.00
Singapura 2.157 2.174 1.70
Thailand 2.46 2.47 1.00
Amerika Serikat 2.414 2.417 0.30
Afrika Selatan 8.515 8.49 -2.50
Sumber: Refinitiv  TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2VzNgks

May 22, 2019 at 01:26AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sebulan, Investor Asing Tinggalkan Pasar SUN Rp 10 T"

Post a Comment

Powered by Blogger.