Incar 5 Perusahaan, Saratoga Anggarkan Investasi Rp 1,45 T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) bidik lima perusahaan tempat investasi baru dan telah menganggarkan dana senilai US$ 100 juta (Rp 1,45 triliun, asumsi kurs Rp 14.500/US$).

Direktur Investasi Saratoga Devin Irawan mengatakan tahun ini perusahaan berfokus untuk menambah portofolio investasinya di perusahaan yang berhubungan dengan barang konsumsi.

"Ada pembicaraan dengan beberapa perusahaan tapi masih dini belum tahu bisa tahun ini. Industrinya masih belum bisa di-disclose tapi bergubungan konsumen," kata Devin di Cyber 2 Tower, Rabu (22/5).

Dia menjelaskan, saat ini industri yang dinilai menguntungkan adalah investasi di sektor kesehatan, setelah perusahaan berinvestasi di rumah sakit Awal Bross. Untuk rumah sakit ini saja rencananya akan menambah jumlah rumah sakit sebanyak 2-3 lagi dalam waktu 2-3 tahun ke depan.

Direktur Protofolio Saratoga Andi Esfandiari mengatakan sektor kesehatan memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi, ditambah lagi dengan kerja sama rumah sakit tersebut bersama jaminan kesehatan milik pemerintah.

Selain menambah jumlah rumah sakit, rencana pengembangannya tak menutup kemungkinan untuk berinvestasi di perusahaan yang menjalankan klinik spesialis.

Selain kesehatan, perusahaan milik Sandiaga Uno ini juga menaruh perhatian untuk berinvestasi lebih besar di perusahaan berbasis fast moving consumer goods (FMCG). "Sangat comfort dengan industri yang tumbuh sesuai dengan konsumen," kata dia.

Sumber pendanaan investasi tersebut berasal dari dividen yang diterima dari anak usahanya dan sebagian lagi akan dipenuhi dari pinjaman perusahaan.

Buyback
Perusahaan juga baru saja memperoleh persetujuan dari pemegang sahamnya untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar hari ini.

Direktur Keuangan Saratoga Lany Djuwita Wong mengatakan buyback ini ditujukan untuk memerikan insentif berupa saham kepada karyawannya dan untuk menjaga stabilitas harga saham perusahaan.

"Tahun ini yang disetujui sebanyak-banyaknya Rp 110 miliar atau jumlah sahamnya sebanyak 20 juta lembar saham untuk di-buyback," kata Lany di kesempatan yang sama. (hps)

Let's block ads! (Why?)