Penyebab utamanya adalah harapan pelaku pasar akan stok minyak sawit di Malaysia yang semakin berkurang pada Maret.
Pada Jumat (5/4/2019), Reuters memperkirakan stok minyak sawit Malaysia pada Maret akan turun sebesar 6,4% menjadi 2,85 juta ton dibanding Februari yang sebesar 3,05 juta ton.
Perkiraan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan kepada beberapa pelaku industri seperti petani, pialang, dan analis.
Sebagai informasi, kontrak berjangka CPO Malaysia merupakan kontrak CPO yang paling aktif di kawasan Asia Tenggara. Alhasil pergerakan harganya dapat menjadi acuan pergerakan harga CPO. Selain itu, Malaysia dan Indonesia merupakan pemasok minyak sawit terbesar di dunia.
Harga minyak bumi yang meningkat pesat pekan juga berpotensi mendorong harga CPO lebih tinggi lagi. Ini bisa terjadi karena minyak bumi merupakan bahan baku solar yang menjadi saingan dari biodiesel yang berasal dari sawit.
Selama sepekan, harga Brent terangkat sebesar 2,43% secara point-to-point.
Aura positif damai dagang Amerika Serikat (AS)-China juga memiliki peluang untuk mendorong harga CPO. Setelah negosiator kedua negara menggelar dialog dagang pekan lalu, pertemuan lanjutan kembali dijadwalkan pekan ini.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan Wakil PM China Liu He akan kembali ke Beijing setelah perundingan Jumat (5/4/2019) lalu, namun kedua belah pihak akan terus melanjutkan pembicaraan melalui telekonferensi.
Damai dagang AS-China akan membuat China lebih banyak membeli kedelai dari Negeri Paman Sam. Dengan begitu kemungkinan harga minyak kedelai juga akan terangkat.
Mengingat minyak sawit merupakan salah satu saingan minyak kedelai di pasar minyak nabati global, maka pergerakan harga kedua produk tersebut akan saling beriringan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/taa)
http://bit.ly/2IpU5lV
April 08, 2019 at 04:32PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sudah 5 Hari Menguat, Akankah Harga CPO Naik Hari Ini?"
Post a Comment