Seperti diketahui, sejak Januari hingga 29 April kemarin, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menangkap 49 kapal ikan asing, dengan 33 kapal berbendera Vietnam dan 16 kapal berbendera Malaysia.
Bahkan, dalam insiden terbaru penangkapan kapal Vietnam VBD 979 di perairan Natuna tanggal 27 April kemarin, kapal patroli Vietnam mencoba menghalangi penangkapan itu dengan menabrak kapal patroli TNI AL.
Foto: Kapal Vietnam tabrak Kapal TNI AL (Courtesy Youtube)
|
Dalam beberapa penangkapan sebelumnya, kapal penjaga pantai (coast guard) Malaysia juga mencoba mengejar kapal patroli TNI AL dan Satgas 115 KKP hingga ke dalam wilayah RI.
Data KKP menunjukkan, sepanjang tahun ini sudah ada empat insiden kapal patroli Vietnam dan dua insiden kapal patroli Malaysia mencoba mengintimidasi, menghalangi penangkapan dan menabrak kapal patroli RI.
"Setahun terakhir agresivitas masuknya kapal ikan asing di Natuna meningkat tajam. Kenapa mereka tidak jera? Ya namanya butuh. Sumber daya laut mereka sudah tidak ada," kata Susi dalam konferensi pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Susi menjelaskan, kebutuhan ikan yang sudah tidak mampu dipenuhi oleh nelayan di perairan masing-masing negara tersebut membuat mereka berani menangkap ikan di wilayah RI, meskipun dengan resiko penenggelaman kapal.
"Ini desperation, putus asa. Sumber daya laut mereka rata-rata sudah tidak ada, sehingga mereka lari ke bawah ke perairan kita," ujarnya menegaskan.
Simak video terkait deretan wanita di belakang Jokowi di bawah ini.
(miq/miq)
http://bit.ly/2VA4T7Q
May 01, 2019 at 03:16AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Putus Asa, Alasan Kapal Asing Masih Curi Ikan di Perairan RI"
Post a Comment